
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud) kembali menggelar Apresiasi
Film Indonesia (AFI), sebuah ajang pemberian penghargaan,
kepada karya film beserta seluruh unsur-unsurnya yang mengacu pada muatan nilai
budaya, kearifan lokal, dan pembangunan karakter bangsa.
“Keberadaan
AFI, diharapkan, bisa membawa angin segar bagi dunia perfilman di Indonesia karena,
pada hakikatnya, film adalah produk budaya dan media yang efektif untuk membangun
kearifan lokal serta karakter bangsa,” ujar Direktur Jenderal Kebudayaan,
Kacung Marijan Jumat (4/19)
Terkait
prinsip tersebut, AFI 2013 akan memulai sebuah tradisi baru dengan menempatkan
film beserta seluruh unsur yang melingkupinya sebagai satu-kesatuan. Dengan
kata lain, AFI tidak hanya mengapresiasi film sebagai karya, namun juga memberikan
penghargaan khusus kepada elemen-elemen yang sudah memberikan kontribusi besar terhadap
perkembangan dunia perfilman.
Maka,
bekerjasama dengan Tim Ahli – yang terdiri dari praktisi pendidikan,
kebudayaan, perfilman, dan komunikasi – Kemendikbud sudah memilih 18 Kategori AFI
2013, masing-masing:
KATEGORI
UTAMA: Apresiasi Film Bioskop, Apresiasi Film Independen (cerita panjang non
bioskop), Apresiasi Film Dokumenter, Apresiasi Film Animasi, Apresiasi Film Pendek,
Apresiasi Film Anak, Apresiasi Film Pilihan Pemirsa (metode jajak pendapat).
KATEGORI
“MONUMENTAL”: Apresiasi Film Adi-Karya, Apresiasi Film Adi-Insani.
KATEGORI
KHUSUS: Apresiasi Sutradara Perdana, Apresiasi Festival Film, Apresiasi Poster Film,
Apresiasi Komunitas, Apresiasi Media Cetak, Apresiasi Media Non Cetak, Apresiasi
Film Independen Kategori Pelajar, Apresiasi Film Independen Kategori Mahasiswa,
Apresiasi Lembaga Pendidikan.
Dikatakan
Ketua Tim Ahli AFI 2013, Ichwan Persada, “Dari 18 kategori tersebut, terdapat 7
Kategori Utama, yang keseluruhannya akan menilai film sebagai karya yang utuh.
Artinya, pada kategori tersebut, Dewan Juri tidak melakukan penilaian terhadap komponen-komponen
yang bersifat teknis; seperti pemeran, penyutradaraan, penyuntingan, dan sebagainya.
Sebaliknya, film dinilai sebagai karya budaya yang berkualitas, digarap dengan baik,
dan memiliki pesan positif yang dapat menginspirasi masyarakat.”
Selain itu,
AFI 2013 juga mengapresiasi karya film yang terhitung monumental, menjadi “tonggak”
dan pembicaraan masyarakat, serta memberikan kontribusi besar di kurun waktu/periode
tertentu dalam sejarah perkembangan perfilman Indonesia.
Penghargaan
yang dinamakan Adi-Karya tersebut, akan disandingkan dengan Apresiasi Adi-Insani,
sebuah penghargaan untuk insan perfilman tak terbatas pada aktor/aktris dan pekerja
film saja, namun juga industri/perusahaan film yang dinilai konsisten serta berjasa
besar dalam memajukan perfilman nasional.
Yang
menarik, tentu, diikut-sertakannya 9 Kategori Khusus, yang merupakan wujud dari
komitmen dan konsistensi Kemendikbud sebagai Kementerian yang berfokus pada pendidikan
dan kebudayaan.
Disebutkan Kacung Marijan, “AFI merupakan ajang penghargaan yang sarat dengan misi pembinaan dan pendidikan. Untuk itu, AFI juga akan memberikan apresiasi kepada lembaga pendidikan dan film independen karya pelajar maupun mahasiswa, sehingga generasi muda terus terpacu untuk berkarya menciptakan sesuatu yang positif bagi masyarakat.”
Disebutkan Kacung Marijan, “AFI merupakan ajang penghargaan yang sarat dengan misi pembinaan dan pendidikan. Untuk itu, AFI juga akan memberikan apresiasi kepada lembaga pendidikan dan film independen karya pelajar maupun mahasiswa, sehingga generasi muda terus terpacu untuk berkarya menciptakan sesuatu yang positif bagi masyarakat.”
Harapan
serupa juga ditumpukan kepada sutradara muda yang mampu menelurkan karya film perdana
yang berkualitas terbaik dan diputar di bisokop, media massa (cetak non cetak),
komunitas film, hingga berbagai ajang festival yang secara intens telah menyebarkan
informasi dan ikut memberikan pencerahan dalam dunia perfilman Indonesia.
Untuk mengantarkan
itu semua, telah pula dibentuk Dewan Juri AFI 2013, yang diketuai Totot Indarto,
dengan anggota: Mathias Muchus, Erwin Arnada, Nirwan Dewanto, Jajang C Noer,
Dana Riza, Linda Christanty, Hafiz Rancajale, dan Wahyu Aditya.
“AFI tahun ini tampil dengan
hal baru dari tahun kemarin, dan itu menjadi poin yang harus dihargai. Biasanya
festival-festival lain mempunyai perspektif tertentu saja. Semoga AFI bisa memberikan
perspektif baru dalam apresiasi perfilman kita,” ujar Ketua Dewan Juri, Totot Indarto.
(hms/eros)