Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com. MHTI serukan kepada intelektual muslim meninggalkan demokrasi. Pasalnya
penerapan sistem ini sudah terbukti secara konsep dan faktual membawa kerusakan
bagi bangsa yang menerapkannya.
“Demokrasi yang
dianut dunia saat ini adalah sistem yang sangat kuno. Dibuat oleh filsuf Yunani
lima ratus tahunan sebelum diutusnya Nabi Muhammad saw, Jika masyarakat Arab
sebelum Islam datang saja disebut jahiliyah, apalagi masyarakat Yunani ini?”
Demikian
disampaikan Ko. LKM Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHT) DPD II Jember, Ir. Iffah Mamudah dalam mudzakaroh
muballighoh Jember, yang di hadiri 300 peserta dari kalangan muballighoh,
pemangku pesantren dan pengurus majlis taklim di Aula atas Gedung Graha Bina
Insani, Jember Ahad (16/03)
Demokrasi yang
kuno dan telah dikubur itu menurut Iffah dibangkitkan kembali oleh Barat dan
dipaksakan ke seluruh dunia. Tambahnya.
Untuk
itu menurut Juru bicara MHTI, Iffah Ainur Rochmah harus diganti sistem Khilafah.
“Khilafah yang berbasis kedaulatan di tangan syariat akan menetapkan perundangan
dangan syariat yang berpijak pada benar dan salah hakiki dari Al Khaliq serta
memberikan kekuasaan pada rakyat untuk memilih pemimpin.
Khilafah
tidak hanya menjadi jalan lahirnya Indonesia yang lebih baik namun juga memberikan
harapan kembali hadirnya peradaban Islam yang terbukti telah berhasil memimpin
peradaban dunia dan mewariskan perkembangan tertinggi ilmu pengetahuan
sepanjang 12 abad.
Untuk
itu juru bicara MHTI ini menyerukan kepada intelektual
muslimah se-Indonesia agar memiliki tanggung jawab untuk memberikan arah yang benar pada
perubahan yang terjadi di tengah umat guna mewujudkan Indonesia yg lebih baik.
Pasalnya
perbaikan bagi bangsa ini tidaklah cukup hanya sekedar pergantian wajah para
penguasa. Dibutuhkan perubahan mendasar tidak hanya dengan mengganti
orang-orang yang tidak berkualitas namun juga perlu mengganti sistem demokrasi
yang terbukti rusak dan merusak. (eros)