Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com. Di tengah modernisasi, berbagai kesenian
dan alat musik tradisional mulai ditinggalkan. Namun hal itu tidak menyurutkan Sugiman
berhendti berkarya dan membuat alat musik kendang Jawa Timuran ini.
Keahlian yang didapat dari
orang tuanya itu, sebagai misi melestarikan budaya Indonesia yang semakin
jarang diminti bapak dua anak ini sampai kini masih membuat dan memperbaiki
kendang Di rumah yang terletak di Dusun Sambileren Desa Purwoasri, Kecamatan
Gumukmas Kabupaten Jember.
“Meski peminatnya sudah
agak menurun, tetapi masih ada orang yang datang ke kediamannya, rata-rata dari
kelompk jatilan atau sanggar musik tradisional,” kata Bapak yang mulai menekuni
pembuatan kendang mulai tahun 1990, tuturnya saat ditanyai dirumahnya Minggu,
(13/4)
Keahlian membuat dan
memperbaiki Kendang ini menurut Sugiman didapat dari Ayahnya, ia kerap sekali melihat orang tuanya membuat
sekaligus memperbaiki alat musik ini. Dari darah ayahnya itu kemudian mengalir
kepada dirinya. Di rumahnya kini,
terdapat beberapa alat musik buatan orang tuanya.
Kegiatan ini merupakan upaya
menjaga eksistensi seni dan budaya. Sugiman merasa bangga, keahliannya selama
ini bisa bermanfaat bagi orang lain Apalagi masih ada orang yang datang ke
rumahnya meski hanya sekedar memperbaiki atapun memesan kendang yang kisaran harganya
1 sampai 2 juta per buahnya. Mulai dari Banyuwangi sampai Probolinggo.
Untuk omzet perbulan nya
sugiman bisa menghasilkan 10 buah kendang jika pesanan sangat ramai, namun
untuk bulan 4 ini omzet nya turun sekali, entah mungkin karena masalah
persaingan atau memang musik tradisional ini mulai jarang di minati warga
pribumi.J
Jenis Kendang yang dibuat oleh
Sugiman tersebut adalah berjenis Gandrung yang suaranya nyaring dan alunan
musik nya sangat di ukai oleh warga atau masyarakat daerah pesisir pulau jawa
khusus nya masyarakat daerah Jawa Timuran. (Mif)