Jakarta, MAJALAH-GEMPUR.Com. Ditengah perpolitikan tanah air, muncul
inovasi pakar dalam pengolahan air bersih secara modern,
berbiaya murah dan bisa diterapkan dengan mudah diseluruh Indonesia.
"Temuan kami
Instalasi Pengolahan Air (IPA) Nusantara jauh lebih bagus dibandingkan dengan
inovasi pakar-pakar luar negeri, bahkan kita terdepan dalam temuan baru
ini," jelas pakar Water Technology dari ITB yang juga salah seorang penemu
IPA Nusantara Dr.Ing. Ir. Mohajit, MSc, saat meninjau implementasi IPA
Nusantara di Instalasi PDAM Kota Bogor Dekeng I dan II, Selasa (20/01).
Bersama pakar lainnya dari
ITB Dr.Ir.Bagus Budwatoro, Ir. Haryo U.Kustianto dan Ir.A.Hasan Bachri, M.Eng,
Mohajit menjelaskan tekhnologi yang digunakan dalam IPA ini ditujukan untuk
menambah kapasitas produksi air bersih yang dikelolah oleh PDAM.
"Dengan luas area
produksi yang sama, tekhnologi IPA Nusantara dapat memproduksi air bersih
hingga 3 kali lipat. Dan teknologi ini diakui oleh pakar-pakar dari luar
negeri," terang alumnus Post Doctoral, Engineering Biology and
Biotechnology, University of Karlsruhe, FR Germany ini.
Dr.Ir.Bagus Budwatoro yang
juga merupakan salah seorang penemu IPA Nusantara menjelaskan teknologi anak
bangsa ini hingga saat ini sengaja tidak dipatenkan, dengan tujuan dapat
diimplementasi secara luas diseluruh Indonesia.
"Meskipun banyak yang
ingin membeli paten-nya tapi kami tidak mau mempanten-kan, kami ingin
tekhnologi ini digunakan secara terbuka oleh bangsa Indonesia," terang
pakar Pipeline ITB ini.
Bagus menginformasikan IPA
Nusantara ini telah diimplementasi oleh PDAM Kota Bogor, Pangkal Pinang dan
Bali. Keingginan agar teknologi anak bangsa Indonesia dapat tersebar luas
keseluruh Indonesia, sudah tentu harus mendapat dukungan dari berbagai pihak
terutama Pemerintah.
"Pemerintah SBY
sebelumnya melalui target Milenium Development Goal dalam penyediaan air bersih
mencapai 250.000 meter kubik, namun hingga saat ini target tersebut masih jauh
karena masih menggunakan tekhnologi konvensional. Ini kesempatan bagi
Pemerintahan Jokowi untuk mewujudkan target tersebut," jelas alumnus ITB lainnya
Ir. Haryo U.Kustianto yang ikut dalam peninjauan di Instalasi PDAM Kota Bogor
Dekeng I dan II
Sementara itu Kepala
Bagian Produksi Dekeng PDAM Kota Kota Bogor Adi Gunadi menjelaskan, dengan
sistem Uprating menggunakan teknologi IPA temuan pakar ITB tersebut, maka
fasiltas yang ada sebelumnya tidak berubah, "hanya sedikit modifikasi dan
hasilnya berbeda jauh dengan sistem konvensional," terangnya.
Dijelaskan, jika
menggunakan teknologi konvensional maka air bersih yang dihasilkan 400
liter/detik, dan menggunakan IPA ini bisa mencapai titik maksimal 1200
liter/detik. "Tapi secara rata-rata kami hanya menetapkan 1000 liter/detik
sehingga tidak terlalu overload," jelasnya.
Ditambahkan dengan adanya
tekhnologi baru di sistem IPA ini, pemenuhan kebutuhan air bersih bagi
masyarakat Kota Bogor dapat terpenuhi. "PDAM Kota Bogor hampir tiap tahun
masuk kelompok 3 besar PDAM tersehat seluruh Indonesia," tutup Adi. (eros) **