Kedatangan Arifin dalam acara
Petani Deklarasi Arifin (Pendekar), Rektor IKIP Jember, disambut antusias petani
yang diawali dengan kesenian jaran kencak Sumberdadi serta atraksi kesenian
pencak silat yang diperagakan oleh Persatuan Pencak Silat Pagar Nusa desa
setempat.
Sehingga acara deklarasi
ini sempat menyedot perhatian warga lain yang sedang melintas dijalur
persawahan tersebut. Bahkan, warga berhenti sejenak untuk melihat langsung atraksi
sekaligus ingin bersalaman dengan Bacabup yang saat ini menjadi Rektor IKIP
PGRI Jember.
“Kami siap mendukung calon
yang peduli dan memperhatikan petani. Saya lihat visi dan misi Pak Arifin
sesuai dengan keinginan petani, oleh karena itu kami siap mendukung beliau,”
ujar Sugito, petani setempat. Menurutnya, selama ini, sebenarnya persoalan petani
hanya itu-itu saja, yakni pupuk yang langka dimasa tanam dan turunnya harga
jual saat panen tiba. Sugito pun meminta kepada Arifin agar dua permasalan
petani ini dapat teratasi apabila dia (Arifin) terpilih menjadi Bupati Jember
pada pemilu mendatang.
Hal yang sama juga
diutarakan Syafi’i, petani yang lain, dia berharap kepada Bacabup Arifin apabila
dia terpilih menjadi Bupati Jember, agar dalam program kerjanya untuk lebih
mengutamakan petani. Karena, kata Syafi’i, petani adalah soko guru kehidupan
manusia, “kami berharap agar pengembangan sektor petanian lebih diutamakan,
agar kehidupan petani yang menjadi soko guru kehidupan ini bisa lebih
sejahtera,” harapnya, saat sesi tanya jawab sebelum acara grebeb tikus dimulai.
Menanggapi pertanyaan dan
harapan para petani, H M Arifin mengatakan, jika harapan para petani sebenarnya
cukup sederhana. Seharusnya, kata Arifin, siapapun yang jadi pemimpin jember
saat ini maupun yang akan datang, wajib memperhatikan nasib petani. Dia sependapat
dengan petani, bahwa profesi ini sangatlah mulia, sebab tak hanya menjadi hulu
(soko guru) pangan, melainkan juga menjadi hulu kehidupan manusia, “saya tak
dapat membayangkan jika petani mogok kerja, sehingga petani layak menyandang
sebagai pahlawan pangan dan pahlawan kehidupan,” papar Arifin.
Sebagai solusi konkrit
atas permasalahan petani, Arifin menawarkan terobosan melalui teknologi tepat
guna. Dia mencontohkan, beberapa bulan yang lalu, ada seorang peneliti pangan
yang menemukan tanaman padi varietas baru yang
menurutnya lebih cepat masa tanamnya, hasil produksinya pun lebih banyak
dari tanaman padi varietas lain yang selama ini ditanam oleh petani. Sedangkan,
mengenai langkanya pupuk masa tanam dan turunnya harga saat panen, Arifin
berjanji akan memberikan proteksi terhadap produksi hasil petani paska panen
yang cenderung anjlok. Misalnya, dengan melakukan stabilisasi harga.
Setelah dialog usai, tak
segan-segan Arifin beserta para petani berlomba menangkap tikus. Terlihat para
petani berebut memukul tikus dengan pentungan bambu, petani gregetan karena selama ini hama tikus
menjadi momok tersendiri yang mengancam keberlangsungan tanaman padinya.
Dengan menggunakan bom
berbahan belirang yang dimasukkan ke sarang tikus, upaya petani untuk menangkap
menjadi mudah. Sebab, tiku-tikus itu klenger
saat keluar dari sarang akibat
uap belirang. (Ruz/Yond).