Translate

Iklan

Iklan

Harga Tembakau Anjlok, Ketua APTI Nasional Minta Disbun Turun Tangan

9/03/15, 20:41 WIB Last Updated 2015-09-03T15:31:49Z
Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com. Harga tembakau petani jenis Besuki Tanam Awal (Besnota) tahun ini mengalami penurunan terparah sejak 20 tahun terakhir. Akibatnya, sejumlah petani mengalami kerugian yang cukup besar.

Hal itu disebabkan rendahnya harga jual bahan baku cerutu ini ke pedagang. “Tahun ini untuk tengahan (tembakau kwalitas bagus) hanya dihargai Rp. 400 – Rp. 500 ribu per kwintal,” Keluh Abdur Rohman, , saat ditemui di gudang pengeringan tembakau miliknya, Kamis (3/9).

Padahal untuk kwalitas bagus pada musim panen di tahun-tahun sebelumnya, harganya Rp 7 – Rp 8 juta perkwintal.  Akibatnya tahun ini dirinya mengaku rugi hingga puluhan juta rupiah per hektar, “Jika harganya hanya segitu (murah) petani pasti bangkrut,” ujar petani tembakau asal Desa Ampel Kecamatan Wuluhan, Jember

Ketua Umum Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Nasional Abdus Setiawan mengatakan, bahwa turunnya harga komoditas tembakau itu disinyalir karena terpapar abu vulkanik Gunung Raung. Sehingga pabrikan enggan membeli hasil produksi petani dan memilih menutup untuk sementara waktu.  “ini karena dampak erupsi Gunung Raung, yang disinyalir berdampak terhadap mutu tembakau petani,” paparnya.

Ada kabar jika sejumlah perusahaan tembakau di Jember masih melakukan uji laboratorium terhadap kandungan daun tembakau paska terpapar abu vulkanik Gunung Raung. Karena ditengarai ada kandungan fisika dan kimianya, seperti belirang, silikat dan klur.

Abdus mengkhawatirkan, anjloknya harga tembakau jenis Besuki Na Oogst Tanam Awal (Besnota) ini, akan berdampak menurunnya jumlah petani tembakau jenis tersebut, pasalnya sebagian petani bukan tidak mungkin akan beralih ke komoditas tembakau jenis lain, bahkan penurunan itu bisa mencapai 50 persen,

Untuk tahun 2015 ini saja jumlah petani yang menanam tembakau Besnota sudah berkurang, sebagian beralih menanam tembakau jenis white barley yang dinilai lebih menguntungkan. “Karena tahun kemarin, filer tembakau na oogst tidak dibeli oleh pabrikan. Tahun ini sebagian petani beralih menanam white barley dan kesturi,” ujarnya.

Selain dianggap lebih menguntungkan, pengolahan tembakau jenis ini juga tidak jauh berbeda dengan pengolahan tembakau na oogst yang telah digeluti petani selama ini.  “Saya kira petani akan banyak yang lebih memilih white barley, karena pengolahannya hampir sama, yakni menggunakan gudang pengeringan. Bedanya, jika na oogst menggunakan asap untuk mengeringkan daun, white barley tidak, hanya diangin-anginkan dan dibiarkan mengering dengan sendirinya,” paparnya.

Untuk menaggulangi hal tersebut, Abdus meminta kepada Dinas Perkebunan (Disbun) Jawa Timur segera turun tanganuntuk menyelesaikan masalah ini,  baik persoalan anjloknya harga termbakau maupun masalah tembakau yang terkontaminasi abu vulkanik, agar petani tembakau dapat diselamatkan.

“Rencananya minggu Disbun akan turunkan tim, guna membicarakan persoalan ini sekaligus akan mengambil sampel kemudian untuk diuji di laboratorium. Hal itu untuk mengetahui benar tidaknya abu vulkanik Gunug Raung mempengaruhi mutu tembakau,” Pungkas Ketua Umum APTI Nasional  Putra Jember ini. (ruz/midd)
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Harga Tembakau Anjlok, Ketua APTI Nasional Minta Disbun Turun Tangan

Terkini

Close x