Untuk menambah penghasilan,
selain menjual makanan dan minuman, Sejumlah pedagang juga menyewakan payung. “Kami
hanya pengelola saja, pemilik menyewakan payung untuk wisatawan adalah koperasi
mantan TKI (Tenaga Kerja Indonesia_red),” ujar Rohman, yang akrab disapa Cak
Man, Minggu (27/9).
Menurut Cak Man, dirinya
dipasrahi dua buah payung pantai. Dalam sehari jumlah penyewa lumayan, “Pada hari biasa, antara dua hingga tiga
pengunjung yang menyewa. Namun jika hari libur seperti hari minggu maupun hari
besar pengunjung yang menyewa payung mencapai lima orang,” tuturnya.
Dalam setiap kali sewa,
kata Cak Man, wisatawan cukup membayar Rp 20 ribu. Harga itu tidak dibatasi
waktu, tergantung penyewa menempatinya hingga berapa jam. Namun biasanya, para
penyewa hanya menggunakan antara 2 hingga 3 jam saja. “Ndak lama, paling 2
sampai 3 jam penyewanya sudah pindah tempat,” ucapnya.
Dari harga sewa 20 ribu, Cak
Man mendapat bagian Rp 5 ribu, atau 25% dari total pendapatan. Namun keuntungan
bisa lebih dari nilai itu “Biasanya ya pesan es degan atau ikan bakar, karena
setiap penyewa juga kami tawari makanan dan minuman dari warung kami,” beber
dia.
Sulistiani, salah seorang
penyewa menuturkan, harganya tidak terlalu mahal. Apalagi ketika cuaca terik, pasti
membutuhkan tempat bernaung. “Harga 20
ribu murahlah, karena ini kan tempat wisata. Apalagi jika panas begini kan,
pasti para pengunjung juga tidak akan keberatan dengan harga segitu,” ujarnya.