
Dalam Debat Publik Pasangan
Calon (Paslon) Cabup – Cawabup putaran ketiga bertema ‘Menyerasikan Pelaksanaan Pembangunan Daerah, Provinsi, Nasional, serta
Memperkokoh NKRI dan Kebangsaan’ yang digelar Komisi Pemilihan Umum Daerah
(KPUD) Jember di Hotel Cempaka ini berjalan seruh.
Pasalnya dalam menyampaikan pendapat
dan algumentasi, para cawabup selalu berapi-api, akibatnya teriakan dan yel-yel
masing-masing pendukung calon tak terbendung lagi, beruntung wartawan senior Jember
Aga Suratno yang memandu acara ini selalu mengingatkan, sehingga suasana dapat kembali
tenang.
Perdebatan NKRI VS Khilafah
ini muncul ketika Paslon 2, dr Faida – Muqit Arif mendapat giliran bertanya kepada Paslon 1,
Sugiarto, SH - dr Dwi Karyanto, kesempatan itu dimanfaatkan Cawabupnya, yang
mempertanyakan tentang adanya baliho besar yang mengajak warga Jember
menegakkan Khilafah.
Sebelumnya Muqit memberikan prolog
“Sebagai warga NU, dan dilahirkan
ditengah-tengah pesantren, saya sangat mencintai Negara Kesatuan Republik
Indonesia, berdasarkan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika, dan saya kira warga Jember
sangat tau, kita punya tokoh yang sangat luar biasa di Jember, Almarhum
almaghfurlah KH Ahmad Sidiq, Beliau adalah penggagas diterimanya asas Pancasila”. katanya.
Lalu Muqit mempertanyakan ke
paslon satu, “ada pertanyaan yang cukup menarik, beberapa saat lalu di Jember
ada baliho besar yang mengajak warga Jember untuk menegakkan Khilafah, yang
mereka menafikan NKRI, bagaimana pendapat paslon satu?. Tanyanya
Mendapat pertanyaan cawabup
nomor dua, Cabup nomor satu Sugiarto memberikan kesempatan kepada wakilnya Dwi
Karyanto untuk menjawab pertanyaan Muqit
tersebut “Saya kasih kesempatan dulu kepada calon wakil bupati saya”, kata
Sugiarto .
Dwi Karyanto tidak menyia-nyiakan
kesempatan itu. Merutnya, “Beginilah cara kita melakukan tuntunan agama Islam,
yang menciptakan ruang ketersinggunan, memberikan kesenangan kepada semua
masyarakat, tidak ada satupun yang kemudian terlikuidasi, maka Harmoni”, yel-yel
dan teriakanpun pecah berantakakan.
Kenapa teriak”, Tanya Dwi, “karena
saya yakin, karena sulit mewujudkan Harmoni itu, jangankan ditingkat, kota,
ditingkat daerah, ditingkat wilayah, ditingkat keluarga saja ini susah, maka
kita harus memulai harmonisasi ini di keluarga, agar saling mengenal,
menghargai perbedaan, tidak merasa bener sendiri”, lanjutnya
Bahkan Dwi menyindir pemimpin
yang susah dinasehati “susah kalau pemimpin itu adalah pemimpin yang susah
dinasehati, kita adalah manusia biasa, ingat itu dan sangat berbahaya kalau
pemimpin yang banyak kata, karena, setiap katanya diukir, oleh karena itu kita
bantu iklim yang harmonis ini”, jelasnya
Tidak puas dengan jawaban Dwi,
Muqit kembali menegaskan, memberi kesempatan kepada semua golongan itu adalah
sesuatu yang sangat manusiawi dan sangat lumrah dan harus kita tegakkan, tetapi
ingat kita punya koridor, ingat kita punya way of life Pancasila kita punya
pandangan hidup Pancasila.
Negeri ini dibangan dengan
perjuangan dengan mengorbankan jiwa dan raga para pendahulu kita, percuma kita
memberikan penghormatan kepada para pahlawan, apabila apa yang dilakukan
pahlawan yang mendirikan Negara Indonesia berdasarkan pancasila ini kemudian
diutak-otek untuk diganti dengan dasar-dasar yang lain.
“Saya sedih sekali dengan apa
yang yang disampaikan, bahwa kita harus akomodatif, tetapi kita harus punya
koridor, kita punya Pancasila, harus tegas, bagi kami, jadi wakil bupati atau
jadi rakyat biasa, Negara Kesatuan Republik Indonesia ini harga mati”. tegasnya
Mendapat serangan lawan
politiknya Dwi menyerang balik “Itu rana yang sudah Jelas, yang masang sepanduk
itu adalah dari kita kan, protek melindungi negaga kita, NKRI Harga mati,
karena PBNU ini sudah final. Sehingga kalau ditanyakan kepada kita, agak aneh
ini”, tegasnya.
Karena ini sudah final yang
namanya PBNU ini,(Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI dan Undang-Undang Dasar
1945). “Mari kita berfikir yang lebih konstruktif kedepan, jangan berfikir
emosional, dan kemudian sakwasangka, mari kita kobarkan bunga-bunga husnudzon diantara
kita”, Pungkasnya. (eros)