Jember,
MAJALAH-GEMPUR.Com.
Setelah
menanti sekitar 22 tahun, Pemkab melalui Dinas
Perhubungan dan Forum lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ) Jember, akhirnya menerima piala WTN
dari Presiden Joko Widodo.
Sebagai apresiasi, dan rasa bangga, atas
perolehan Piala Penghargaan Tertinggi Bidang Lalu
Lintas, Piala Wahana Tata Nugraha (WTN) ini
Selasa
(5/1) diarak
keliling kota, namun demikian masyarakat
diminta
untuk tidak terlena.
“saya mengajak seluruh elemen masyarakat untuk
bersama-sama mempertahankan. Karena memang lebih susah
untuk mempertahankan dibandingkan merebut WTN,” ungkapnya Kepala
Dinas Perhubungan (Dishub) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember,
Isman Sutomo,
Tampak kawalan ketat dari rombongan
motor patwal Satlantas Polres Jember, menuju jalan utama yang diikuti rombongan
patwal Dishub dan rombongan Gus Ning Jember, rombongan
musik patrol juga menggiringi arak-arakan rombongan tersebut, sehingga suasana
semakin meriah.
Sebenarnya, kata Isman, kemenangan kota Jember meraih
katagori kota sedang yang meraih Piala WTN ini sudah diketahui sejak November
2015 yang lalu. “Pialanya
baru diterima di Istana Negara dan diserahkan langsung oleh Presiden RI Joko
Widodo pada 23 Desember 2016 lalu,” paparnya.
Isman pun mengaku bangga atas diraihnya piala
WTN oleh Kabupaten Jember ini, karena
bukanlah pekerjaan yang mudah untuk mendapatkan
penghargaan tertinggi di bidang lalu lintas ini, tentunya keberhasilan
ini berkat dukungan dari semua pihak.
“Salah satu wujudnya adalah terkait dengan ketertiban
masyarakat dalam berlalu lintas. Dan dalam waktu dekat akan membuatkan monumen
penghargaan WTN sehingga diharapkan masyarakat pun juga punya rasa memiliki
akan penghargaan WTN tersebut,” ujarnya.
Sejauh ini, menurut Isman, kesadaran masyarakat dalam
berlalu lintas masih mencapai 80 persen. Isman juga mengharapkan bantuan
kembali kepada semua pihak dan masyarakat untuk terus meningkatkan kesadaran
dalam berlalu lintas.
“Saya juga meminta kepada semua jajarannya untuk terus
bekerja giat dalam mewujudkan masyarakat Jember yang tertib berlalu linta di
jalan. Karena kalau istilah lebih sulit mempertahankan dibandingkan merebut,”
pungkas Isman.
Ketika ditanya terkait dengan
perubahan trayek baru pada tahun 2016 ini, Isman mengutarakan kalau tidak ada
perubahan pada jadwal trayek tersebut dalam waktu ini, sebab terminal
Tawangalun sudah menjadi pengelolaan dari Pemerintah Propinsi Jawa Timur. (Edw)