Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com. Pelaksanaan Program Nasional Pekan
Imunisasi Nasional (PIN) Polio di Jember yang dilaksanakan mulai tanggal 8 hingga
5 Maret 2016 sudah mencapai 97 persen dari 128 ribu sasaran.
Pelaksanaan PIN 2016 bisa
dikategorikan berhasil, dengan keberhasilan ini diharapkan kedepan tidak
terdengar lagi adanya kasus penderita polio, khususnya terhadap anak-anak. Demikian
diungkapkan Yumarlis Humas Dinas Kesehatan Kabupaten Jember ketika ditemui
wartawan diruang kerjanya, Jum’at (11/3).
“Jika seseorang terkena
polio dan ia tidak terimunisasi maka akan berakibat fatal, yakni bisa
mengakibatkan kelumpuhan permanen. Dan apabila sudah lumpuh maka kelumpuhan
tersebut akan menjadi beban bagi penderitanya,” ucapnya.
Yumarlis bersyukur saat
ini kasus polio tidak terdengar, tidak seperti 20-25 tahun lalu. Sebenarnya
imunisasi polio ini diberikan setiap saat. “kita tidak bosan-bosannya melakukan
penerangan pentingnya imunisasi, untuk itu kita terus akan mensosialisasikannya
ke masyarakat,” imbuhnya.
Wiwik Sriwinangsih Ketua
PKK Kecamatan Jelbuk mengapresiasi ini. “Alhamdulillah masyarakat Jelbuk
antusias mengikuti PIN ini, bisa dipastikan tingkat kehadirannya mencapai 99
persen. Ia berharap kedepannya masyarakat terus menggalakan imunisasi sehingga
balita-balitanya terhindar dari bermacam-macam penyakit,” tuturnya.
Polio merupakan salah satu
penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang menyerang sistem saraf
sehingga penderita menderita kelumpuhan. Penyakit yang pada umumnya menyerang anak
umur 0 - 3 tahun ini ditandai dengan munculnya demam, lelah, sakit kepala,
mual, kaku di leher dan sakit di tungkai dan lengan.
Upaya pencegahan dan
pemberantasan polio, ditindaklanjuti dengan kegiatan surveilans epidemiologi
secara aktif terhadap kasus - kasus Acute Flaccid Paralysis (AFP) kelompok umur
<15 tahun dalam kurun waktu tertentu guna mencari kemungkinan adanya virus
polio liar yang berkembang di masyarakat.
AFP merupakan kondisi
abnormal ketika seseorang mengalami penurunan kekuatan otot tanpa penyebab yang
jelas dan dapat mengakibatkan kelumpuhan. Setelah dilaksanakan PIN tiga tahun
berturut - turut pada tahun 1995, 1996 dan 1997, virus polio liar asli
Indonesia sudah tidak ditemukan lagi sejak tahun 1996. (midd)