
Salah-satu putra terbaiknya, telah berpulang
keharibaannya diusianya yang ke 73, Kamis pagi (16/3), di PP. Al-Hikam, Malang. "Kami sebagai bagian dari warga Nahldiyin sangat berduka, atas
wafatnya salah-satu kader terbaik yang dimiliki NU dan bangsa Indonesia,"
Ungkap Ketua NU Banyuwangi KH. Masykur Ali.
Sebagai ungkapan bela sungkawa, Masykur menginstruksikan semua
elemen NU di Banyuwangi menggelar doa tahlil dan sholat ghaib. "Tahlilnya
di mulai malam ini (16/3) di kantor-kantor NU, pesantren dan masjid NU
se-Banyuwangi. Sedangkan sholat ghaibnya dilaksanakan besok, setelah sholat
Jumat," papar Masykur.
Salah satu yang menggelar doa tahlil tersebut bertempat di
mushollah kantor PCNU Banyuwangi yang berada di jalan Ahmad Yani, Kota
Banyuwangi. "Kita akan menggelar tahlilan selama tujuh hari penuh setelah
sholat Isya," terang kordinator kegiatan doa Haikal Kafili.
Kiai Hasyim merupakan Ketua PBNU tahun 1999 hingga 2010. Alumnus
Pesantren Gontor tersebut, memulai pengabdiannya di NU dengan menjadi Ketua
Ranting NU Desa Bululawang, Malang. Pria kelahiran Tuban, 8 Agustus 1944
tersebut, kemudian menjadi pengurus tingkat kecamatan, kabupaten, Provinsi
hingga Nasional.
Tokoh NU, dan Bangsa ini aktif
mengkampanyekan kehidupan beragama yang moderat, menjunjung tinggi Nasionalisme
dan kebhinekaan. Tidak hanya di Indonesia, pria yang sampai saat ini menjabat Dewan
Pertimbangan Presiden (Watimpres) Joko Widodo, juga berkeliling dunia untuk
mendakwahkan hal tersebut.
Ia tercatat pernah menjabat sebagai Presiden ICIS dan sekretaris
jendral yang merupakan wadah silaturahmi ulama tingkat internasional. "Beliau
memberikan teladan, tidak hanya bagi warga NU dan Indonesia, tapi juga teladan
bagi Islam dan dunia," Pungkas Kiai Masykur. (him)