Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com.
Impor produk pertanian ancam Pertanian Indonesia. Untuk menghadapi Importir, para
petani tidak bisa berjuang sendirian, tetapi harus berbagi peran dengan semua
pihak.
Karena itu mereka akan kita didik agar militan jadi
petani berteknologi baru, yang efisian. "Kita menyebarkan teknologi
dengan program kita, pemberdayaan masyarakat, penyuluhan petani itu yang
kita laksanakan saat ini" Katanya. (edw/gik)
Baik
lembaga pendidikan, organisasi pertanian maupun negara. Ungkap Dewan Pembina Asosiasi Petani Tebu
Indonesia (APTI) H Arum Sabil dan Dirut Politeknik, Nanang saat Expo, Inovasi
Teknologi Perbenihan Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Jatim di Politeknik
Negeri Jember, Kamis (28/09).
"Import
masuk karena kita tidak punya daya saing, agar punya daya saing, , petani tidak
bisa sendirian, harus berbagi peran, petani tugasnya apa, lembaga pendidikan
apa dan hadirnya negara dimana. Itulah yang dikatakan sinergi untuk menuju
swasembada pangan yang berdaya saing" Ungkapnya.
Menurut
Arum Expo ini akan memberikan informasi yang sangat besar kepada petani, tidak
semua petani mengerti tentang kemajuan, peradaban pertanian baik secara teknis
maupun tekhnologi atau bagaimana rekayasa genetika yang konvensional dalam
sektor pertanian, tidak semuanya tahu.
Bahkan
mengetahui perkembangan pestisida, seperti fungsida maupun pupuk, “Saya pikir
hasil inovasi maupun saprodi pertanian ini akan memberikan informasi yang
sangat luas kepada petani, sehingga petani bisa membangun pertanian dengan
teknologi," jelasnya.
Menurutnya,
para peneliti kita ini kan seolah-olah dipandang sebelah mata, atau mereka
disibukkan kebutuhan ekonomi, lembaga pendidikan seperti Poltek ini harus dijadikan
atensi, kuncinya daya saing bisa didapat dari produktifitas dengan ilmu
pertanian dan teknologi yang bagus.
Sementara
menurut Dirut Poltek Negeri Jember, Nanang, bahwa yang juga penting adalah Siswa
dan Mahasiswa, nanti kita tugasi "Untuk memperjuangkan kedaulatan pangan
kita" daya saing kita, seperti yang diharapkan Pak Arum tadi " Tutur
Nanang.