
Bukan hanya di ekspor ke Asia,
Noni Herbal Extract ini juga tembus hingga Eropa, yaitu Cina, Korea Selatan
(korsel), dan Perancis, bahkan untuk ekspor ke tiga negara itu setiap tiga
bulannya mencapai hingga 1 kontener besar, (40 Fet)
atau sekitar 24 ton cairan Fermentasi buah
mengkudu dua tahun.
Suplemen plus ini, 100 %
herbal alami, sehingga aman diminum dan berkhasiat sangat luar biasa. Demikian kata
Owner UD Zam, Akhmad Muadi saat ditemui di rumahnya Jl Tembokrejo Gg I Dusun
Ampeldendo, Dusum Bagorejo Kecamatan Gumukmas, Jember, Jawa Timur, Senin (2/6/2018).
“Kami berani jamin, Mutu Produk JSM ini, berkualitas berstandart
internasional, karena terbuat dari bahan
baku pilihan, dipasteurisasi dengan suhu ideal, tanpa bahan pengawet atau bahan
kimia lainnya, meski produk ini berkualitas tinggi, tetapi harganyapun masih tetap ekonomis” kata Suami Siti Zulfa ini.
Memang baunya tidak enak,
rasanya aneh, tetapi menurutnya ramuan alami rumah tangga ini memiliki
banyak nutrisinya seperti protein, vitamin dan
mineral, sehingga selain
untuk pencegahan, terbukti bisa menyembuhkan beberapa penyakit, baik ringan maupun kronis.
“Efeknyapun spontan dan
langsung bisa dirasakan diantaranya badan terasa ringan dan hangat, pegal linu
hilang, perut terasa dingin dan nyaman, untuk perokok aktif nafas akan terasa
legah, Haid dan BAB lancar dan dapat meningkatkan kejantanan pria”, jelas pria kelahiran
Dusun Krajan Desa Menampu Gumukmas ini.
Usaha dagang bidang agroindustri ini, lanjutnya juga dapat
memberi peluang lapangan
pekerjaan bagi warga sekitar dan para petani mengkudu di empat Kabupaten, mereka bisa dapat penghasilan tambahan dengan menjual
mengkudu hasil tanamannya, sehingga dapat mengurangi angka pengangguran.
Namun demikian masih
banyak kekurangan stok, dari 300 ton per bulan, hanya sekitar 130 ton saya yang
tersedia. “ Ini peluang besar, untuk dengan usaia ini kami ingin menumbuhkan
ekonomi kerakyatan dengan mengajak warga menanam buah ini, agar dapat dijadikan
sebagai penghasilan keluarga.
“Khususnya bagi warga
miskin atau para pengguran, untuk itu kami meminta Pemerintah Kabupaten
(Pemkab) melalui Dinas Pertanian Jember memberikan bantuan bibit Buah Mengkudu tersebut
untuk dibagikan kepada mereka agar ditanam dipekarangan rumahnya masing-masih, minilmal
10 batang perumah”, harapnya.
Buah Mengkudu Terbukti Dapat Menyembuhkan Berbagai
Penyakit.
Para ilmuan dan pakar
kesehatan dunia mengakui Buah Mengkudu banyak mengandung zat-zat dan nutrisi serta vitamin
yang sangat berguna bagi kesehatan manusia, terbukti sejak jaman dahulu para
tabib selalu menggunakan buah yang di kenal Buah Noni sebagai ramuan obat untuk berbagai macam penyakit.
Bahkan tanaman obat yang dikenal dengan sebutan buah Noni ini masuk urutan
teratas diantara tanaman-tanaman obat yang lainnya, karena Selain dapat menjaga kesehatan dan meningkatkan kesehatan tubuh (sistem imun), juga sudah terbukti untuk beragam penyakit, baik ringan
maupun kronis.
Zat terpenoid pada
mengkudu membantu proses sintesis organic untuk mempercepat pemulihan sel-sel
dalam tubuh. Kandungan Antioksidan juga
mampu memproteksi tubuh dan membunuh bakteri penyebab infeksi serta sangat efektif
untuk melawan sel-sel abnormal yang menjadikan timbulnya masalah atau gejala
kanker.
Diantaranya, Lembah
Sahwat, Impoten, struk, darah tinggi, diabetes, Asthma, Asam urat, reumatik,
pegal-pegal, kolestrol, sakit kepala, batuk, Influensa, kesemutan, kangker,
tumor, jantung, sesak nafas, fertigo, Sakit gigi, keputihan, frigid, Diare, Batuk, kurang
gairah, haid tidak lancar, dan lain-lain.
Untuk penyakit serius, seperti Impoten, Darah tinggi, Stroke, Jantung, Kencing manis,
Astma, Asam urat, dan Kolesterol, memang ada
peringatan khusus, disarankan berkonsultasi dulu dengan
dokter, bila dalam keadaan hamil dan menyusui dan jangan mengonsumsi jika mempunyai masalah ginjal dan gangguan funsi hati.
Dari Kuli Songkol Kain di
Pasar Hingga Menjadi Pengusaha Sukses
Awal karir pria kelahiran 13 Juni 1978 hingga menjadi pengusaha
sukses ini tidak semudah membalikkan telapak tangan, banyak tantangan yang dilaluinya.
Hidup serba berkesusahan dan terpaan kemiskinan yang menempa orang tuanya, membuat Akhmad
Muadi kecil ini harus bekerja keras.
Orang tuanya yang hanya bekerja
sebagai kuli panggul (Songkol) kain di Pasar inilah yang membuatnya menjadi pekerja
keras, ulet dan tidak gampang menyerah. “Saat belajar di Sekolah Dasar (SD) Negeri Menampu 1
Gumukmas hingga lulus tahun 1993 / 1994, saya sudah didik untuk bekerja keras”, ceritanya.
Sejak kecil dirinya harus rela meninggalkan kesenangan massa anak-anaknya yang
seharusnya bisa bermain-main dengan teman-teman sebayanya, karena kondisi yang tidak memungkinkan itulah , dirinya terpaksa
harus membantu orang tuanya merumput (ngarit) buat makan sapi gaduan (milik orang).
Begitupun ketika belajar di SMPN 1 Gumukmas, saat liburan sekolah, Ia manfaatkan
membantu orang tuanya menjadi kuli panggul (Songkol) kain
dari pasar ke pasar. lebih-lebih usai lulus sekolah tahun 1993 / 1994, bahkan
sebelum terima izajah, usai ujian akhir, ia sudah
harus bekerja mengikuti profesi oranga tua.
Hidup yang masih masih
pas-pasan inilah yang membuat Putra Pasangan Bapak Wasio dan Almarhun Ibu
Musini ini terpaksa tidak bisa melanjutkan
ke Sekolah Lanjutan atas (SMA) dan memutuskan untuk bekerja mengikuti jejak orang
tuanya sebagai kuli panggul kain
kepada H Syukur.
Lantaran ingin merubah nasib,
saat
meninkah pada tahun 2013, ia rela tinggalkan
pekerjaan yang sudah digelutinya bertahun-tahun dan memutuskan bekerja
apa saja, membantu
temannya jualan baju, pedagang buah keliling, meski tidak tampak ada perubahan, tidak membuatnya
patah arang.
Dan terakhir ia berlalih menjadi petani belimbing, saat itulah dirinya mengaku pernah jadi ketua Asosiasi Petani Buah Belimbing. Posisi ini memungkinkan Ia bertemu banyak orang, hingga akhirnya bertemu Pak Christian, pengusaha
(Eksportir ) Sari Mengkudu dari Surabaya yang hendak kirim ke Bali. “Dialah
orang yang membukakan pintu usaha pembuatan fermentasi buah mengkudu,”
kenangnya.
Sejak saat itulah dirinya tertarik diajak kerjasama dan diminta memasok Buah Mengkudu mentah
(basah) ke (Kali Judan) Surabanya. Semula dirinya membudidayakan dilahan yang disewanya. Tetapi usahanya tidak berjalan mulus, lantaran buah mengkudu yang rencananya dikirim ke Surabaya,
hampir semuanya busuk.
Suami dari Zulfa ini
menyadari, saat itu dia kurang begitu berpengalaman dalam membudidayakan buah
mengkudu. “Buah ini merupakan buah kanibal,
saat salah-satu buah terlalu masak dan membusuk,
maka menular ke buah yang lain dan semua menjadi busuk”, jelasnya.
Baru setelah hasil
panennya bagus, Pak Christian menyarankan agar difermentasikan. “Pertama saya hanya mencoba 5 ton, selama 3 bulan, ternyata kepadatan pH-nya di
atas 7 dan berwarna hitam, kaliumnya juga tinggi. Hal ini menunjukkan proses
fermentasinya berhasil, dan layak untuk diekspor”, katanya.
Awal permintaan, lanjutnya datang dari Christian sebanyak 10 kontainer, ( 25 ton), namun seiring berkembangnya waktu, saat
ini sudah
tiga negara yang memesannya. Untuk yang proses fermentasinya 1 tahun diekspor ke Cina dan Korses. Sedangkan yang 2 tahun, dikirim ke Perancis,” katanya .
Dari situ ia mulai
berfikir untuk membuat gudang sendiri. “Jadi buah ini tidak bisa diproses dalam
waktu terlalu lama, harus diproses langsung,
karena buah ini cepet busuk akhirnya saya berinisiati membuat
gudang-kecil-kecil, untuk proses fermentasi di dekat tanaman mengkudu”,
jelasnya.
Berkat kerja keras dan keuletannya, setelah dua
bulan, ia bertemu bayer dari Cina, kemudian Korea selatan (Korsel) dan
prancis. “Bahkan untuk ekspor ke tiga
negara itu setiap tiga bulannya mencapai satu kontener besar, (40 Fet) atau
sekitar 24 ton cairan Fermentasi buah
mengkudu hingga dua tahun”, kisahnya.
Kini Muadi juga mendapatkan mengkudu rajangan kering dari Korea Selatan. “Untuk pengawasan, buyer saya mendatangkan tenaga ahlinya ke sini, setiap menjelang pengiriman. Saya hanya mengirim
sampai di Pelabuhan Tanjung Perak, untuk selanjutnya, dilakukan oleh buyer sendiri”, Jelasnya.
Namun kesuksesan tersebut
tidak membuat dirinya menjadi tinggi hati, bahkan dirinya bertekat untuk
mengankat para pengangguran dan yang kurang beruntung ekonominya untuk bermitra dengan bergabung bisnis ini dengan memasok buah mengkudu
kepada dirinya.
Untuk mendukung pasokan,
Muadi bekerjasama dengan 32 petani
binaan. Total luas lahan yang mereka garap tidak kurang dari 40 hektar. Namun Itupun
masih belum memenuhi jumlah mengkudu yang dibutuhkan. Lebih-lebih semakin
banyaknya permintaan mengkudu rajangan dari Korea Selatan.
Untuk mengatasinya, ia merangkul warga sekitar yang menganggur, yang akhirnya banyak warga
yang bergabung, baik dari Kabupaten
Jember sendiri maupun dari Lumajang,
Bondowoso dan Situbondo. Saat ini ada ratusan
orang yang rutin menyetor buah mengkudu ke perusahaannya.
Bahkan menurutnya sudah
ratusan orang dari empat Kabupaten di Tapalkuda yang bergabung , mereka
rata-rata mendapat upah rata-rata setiap harinya antara 100 hingga 300 ribu
rupiah. “Untuk buah yang baik (Besar, Tuah Putih tidak Luka di fermentasi ,
sedang yang sortiran dicacah (dipecel)
dikeringkan, di ekspor ke Korsel.
Hal ini dibenarkan Pak
Nawi, warga Mlokorejo Puger yang
sebelumnya menganggur ini, sudah 3 tahun meemasok menkudu. “Alhamdulillah,
dalam sehari bisa setor 1 Kwintal, dihargai sekitar 200 ribu rupiah, jika super
bisa 300 ribu” jelasnya yang juga diakui Pak Lut, Warga dari Kecamatan Balung.
Meskipun dirinya sudah
mempunya 40 ha lahan buah mengkudu dan dipasok oleh ratusan mitranya dari 4 Kabupaten, yaitu dari
Kabupaten Jember, Situbondo, Bondowoso dan kabupaten Lumajang, kebutuhan bahan
bakunya masih jauh dari harapan.
Apalagi infomasihnya kini pemasok terbesar ke Cina dan Korsel, dari pulau Tahiti di Polinesia
Perancis, kini mengkudunya rusak, karena terpapar debu letusan gunung merapi, sementara untuk mengkudu Indonesia kandungannya bagus, jadi
peluang di Indonesia sangat besar sekali, “ini peluang Indonesia banget”
katanya.
Tidak heran kini perusahaan banjir pesanan, dan butuh bahan baku sekitar 300 ton / bln, sementara yang tersedia hanya 100 ton, kurang 200 ton lagi. “Untuk
itu kami minta Dinas Pertanian Jember,
bibit itu, untuk dibagikan ke masyarakat dan ditanam di masing-masing rumah
minimal 10 buah”, harapnya.
Umur buah ini 8 blm - 1
th, (setiap 15 hari, paneni), 1 batang bisa 10 kg. Kalau harga 3 ribu perkg,
maka hasil 60 ribu/btg, jika dikali 10 pendapatannya
Rp 600 ribu / bln, semakin lama, akan banyak batangnya, otomatis buahnya
bertambah, dan penghasilan bertambah. “Ini bisa jadi inkam tambahan keluarga” pungkasnya.
JSM Usaha Kecil
Menengah (UKM) Jadi Produk Unggulan
Jember
Nama UD ZAM diambil dari nama pemilik perusahaan Suami – Istri yang bernama Akhmad Muadi dan Siti Zulfa. Hingga saat
ini UD. ZAM yang didirikan pada 27 Desember 2014 merupakan
satu – satu perusahaan yang mengolah
buah mengkudu menjadi ekstrak di Jember dan di Jawa Timur.
Kualitas dan manfaatnya JSM, Produk Jember yang
terletak di
Jalan tembokrejo – Gang 1 Desa Bagorejo Kec. Gumukmas ini tidak
diragukan lagi kualitasnya, bahkan JSM kini sudah menjadi
sebuah produk unggulan Kabupaten Jember, dan di Jawa Timur Indonesia.
Karena diolah secara secara
selektif, tidak hanya memilih mengkudu yang besar saja, keadaan buah yang di fermentasi wajib tidak cacat, putih, tidak busuk, tidak luka dan tua 100%, Buah
difermentasi selama 5 bulan dan di di pasteurisasi dalam suhu ideal sehingga aman
untuk dikonsumsi dengan rasa
yang lebih enak.