
Menurut Rodianto
(34) nelayan asal Kalbut , Kecamatan Mangaran, pada saat cuaca bersahabat, dirinya mengaku mampu
membawa pulang uang antara Rp 200 hingga Rp 250 ribu, apalagi saat musim panen
tiba, penghasilannya bisa meningkat hingga Rp 350 ribu. Namun kini hanya bisa mendapatkan
uang Rp 150 ribu.
“Sekarang cuaca
udah mulai tak menentu cuacnya kayaknya udah menandakan masuk musim hujan,
meskipun jarang turun hujan tapi nelayan udah mulai khawatir soalnya kalau musim
hujan cuaca buruk. gak bisa menangkap
ikan lagi, siapa yang berani melaut’, keluhnya Kamis ( 12/12/2018).
Hal senada dituturkan
Bu Suwatun (56) pelaku usaha pengelola ikan kering, meskipun panas mentari juga
mempengaruhi kualitas penjemuran. Ikan kecil-kecil tidak laku dijual. “Kalau musim
kemarau, ikan kecil-kecil dalam kondisi basah dijual Rp 10 ribu per kilogram,
bila kering mencapai Rp 30 ribu,” tuturnya.
Sementara Kepala
Dinas Kelautan dan Perikanan Situbondo Ir Eko Wahyudi, mengatakan program
penguatan kapasitas nelayan merupakan alternatif ekonomi saat kondisi cuaca dan
laut tidak memungkinkan untuk menangkap ikan.
Pihaknya terus
membuat terboosan untuk memfasilitasi kebutuhan nelayan saat menghadapi situasi
sebagai dampak perubahan iklim. “Pemerintah fokus terhadap pengelolaan risiko
dampak perubahan iklim serta situasi yang dihadapi oleh nelayan akan coba
mencarikan solusi permasalahan ini”, katanya.