
Setelah dinyatakan sembuh oleh dokter, siang itu Kakek yang
baru pulang dari ruang isolasi RSD dr Seobandi Jember ini disambut gembira oleh
kerabat dan Muspika setempat. Kegembiraan juga terpancar di raut muka para tetangganya.
“dokter menyampaikan saya ini cepat sembuhnya. Saya dirawat
tidak lama, hanya sekitar 17 – 18 hari. Dokter heran kenapa bisa cepat,” kata
Sibawi dalam logat kentar Madura mengawali ceritranya saat ditemui di kediamannya di Kecamatan Sukowono,
Jum’at, (12/6/2020).
Sibawi mengaku dapat perawatan maksimal. “Saya tidak tahu
corona itu, tapi saya ikhlas dan yakin sembuh, Alhamdulillah sembuh. Saya berterima
kasih kepada Allah SWT dan para dokter. Pesan saya jangan ditakuti Virus ini, tapi
perlu diwaspadai dan segera periksa saat ada gejala”, harapnya.
Hal senada disampaikan Camat Sukowono, R. Herlambang W,
SE, M.Si, Herlambang menyampaikan rasa
syukurnya atas kesembuhan warganya. “Alhamdulillah saudara kita telah diberikan
kesembuhan, Semua penyakit pasti ada obatnya, namun perlu kesabaran,” ujarnya.
dr Retna Dwi Puspitarini, Sp.P, juga mengakui pesien ini sembuh
paling cepat. “Alhamdulillah, kekek Sibawi ini jadi salah-satu kasus dengan
kesembuhan tercepat di Jember,” jelas Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran
Respirasi (Paru) yang khusus menangani Covid -19, di Jember.
Cepatnya sembuh pasien asal Kecamatan Sukowono itu ini sepertinya
tidak lepas dari sikap ikhlasnya memerima cobaan. “Dari beberapa pengalaman
pasien yang cepat sembuh dari Covid-19, mereka yang ikhlas menerima dengan keadaan dan nrimo,” tuturnya.
Kondisi itu berbeda dibandingkan dengan pasien yang
memberontak tidak mau diisolasi dan semacamnya. Retna mengatakan, penanganan
pasien Covid-19 tidak semudah anggapan banyak orang. Ada banyak faktor yang
perlu diperhitungkan.
Langkah yang dilakukan tim medis yaitu mencari pola penanganan
Covid-19. Mempertimbangkan segi psikologis pasien. Terapi Covid-19 harus
melibatkan tim. Sikap pasrah pasien juga penyakit penyerta. Seperti kencing
manis, tekanan darah tinggi, kegemukan, serta usia tua.
Namun Pasien yang masuk rumah sakit kebanyakan mengalami
stres. Karena itu tim medis berupaya mengurangi stres pasien. Penanganan pasien
pun dilakukan oleh perawat psikologi. “Setiap kali ada pasien masuk rumah
sakit, selalu kita berikan motivasi,” katanya.
Stres juga dialami pasien lama. Pasien ini diberikan
psikoterapi. Tim medis juga melakukan pola baru penanganan terhadap pasien.
Awalnya pasien tidak bisa menghirup udara segar, berjemur, maupun olahraga.
“Akhirnya pihak rumah sakit melakukan kegiatan tersebut,” ujarnya.