
Mereka diminta menerapkan pola hidup bersih dan sehat,
cuci tangan, jaga jarak, dan hindari kerumunan masa yang banyak,” pesan Wakil
Bupati Jember, Drs. KH. A. Muqit Arief, ketika melepas keberangkatan santri
Annuqoyah Madura di GOR PKPSO Kaliwates, Sabtu, (18/7/2020).
Pesan itu dilatarbelakangi adanya informasi Kemenag Jember
ada 6 pesantren luar Jember yang ditutup karena jadi klaster baru Covid-19. “Ini
harus jadi perhatian. Santri dan pengasuh jangan sampai abai, dan betul-betul
serius menghadapi kondisi ini,” tegasnya.
Ponpes adalah lembaga pendidikan agama. Jika muncul klaster
baru, bisa saja orang berfikir bahwa pesantren tidak memiliki konsep jelas
tentang kesehatan dan kebersihan. “Padahal tidak seperti itu, Hanya implementasi dari ajaran-ajaran agama
yang perlu ditingkatkan,” ujar wabup.
Selain itu, wabup berpesan agar santri sudah menanamkan
cita-cita, bahwa mencari ilmu hingga jauh jangan hanya untuk kepentingan
pribadi. Tetapi, betul-betul niat mencari ilmu pengetahuan yang pada suatu saat
nanti diamalkan untuk kepentingan agama, bangsa, dan negara.
Sebagai informasi, sampai pada tanggal 16 Juli 2020,
jumlah santri Jember yang telah menjalani rapid test gratis dan menapatkan
fasilitas transpostasi dari Pemerintah Kabupaten Jember sebanyak 35.349 orang
yang berasal dari 391 pondok pesantren.