Translate

Iklan

Iklan

Solusi Pengurangan Penggunaan Pupuk Anorganik dengan Pemanfaatan Bakteri Akar Kopi pada Budidaya Kopi

9/22/23, 11:30 WIB Last Updated 2023-09-22T04:30:49Z


Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com. Berawal dari kebutuhan masyarakat petani kopi terhadap permasalahan semakin langka dan mahalnya pupuk anorganik, maka Politeknik Negeri Jember melalui kegiatan Pengabdian Pemberdayaan Masyarakat (P2M) berupaya untuk memberikan solusi terhadap permasalahan tersebut.

Kegiatan P2M dilaksanakan di Desa Garahan Kecamatan Silo Jember, dengan mitra Kelompok Tani Sangkuriang, yang memiliki lahan perkebunan kopi seluas 26 ha. Kelompok Tani Sangkuriang memiliki anggota sebanyak 30 orang, yang diketuai oleh Bapak Hartono.

Petani kopi khususnya di Desa Garahan mengeluhkan semakin mahalnya harga pupuk, sehingga terpaksa mengurangi dosis pemberian pupuk pada tanaman kopi. Selain itu pupuk kimia yang diberikan terus menerus justru bisa merusak kesuburan tanah.

Pemupukan kimia yang berlebihan tidak bisa diserap seluruhnya oleh tanaman. Masih ada sisa zat kimia yang akan tertinggal di tanah, yang nantinya dapat mengikat tanah dan membuatnya menjadi lengket sehingga tanah tidak lagi gembur. Efeknya tanah tidak hanya menjadi keras tetapi juga masam. Tentunya hal ini akan berdampak pada produktivitas pertanian. Kegiatan P2M meliputi penyuluhan, praktik, pendampingan, serta evaluasi.

Pada kegiatan penyuluhan oleh Irma Wardati sebagai ketua tim P2M, disampaikan bahwa produksi kopi sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan yang optimal, sedangkan pemeliharaan untuk mendukung pertumbuhan kopi yang baik, di antaranya adalah dengan pemupukan yang optimal yang dilakukan dua kali dalam satu tahun. Namun dengan semakin langkanya pupuk dan semakin mahalnya harga pupuk, maka petani kopi rakyat hanya bisa melakukan pemupukan tanaman kopinya satu kali dalam setahun, atau tidak sama sekali.

Triono Bambang Irawan sebagai anggota tim pelaksana, menambahkan bahwa salah satu solusi permasalahan tersebut adalah dengan pemanfaatan teknologi bakteri akar atau yang biasa disebut dengan Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR). Bakteri akar memiliki tiga karakter, yaitu: (1) bersifat biofertilizer karena mampu memfiksasi N; (2) bersifat fitostimulator yang secara langsung merangsang pertumbuhan tanaman dan (3) bersifat sebagai agen biokontrol yang berfungsi untuk melindungi tanaman melalui system fito-patogenik organisme.

Kegiatan penyuluhan tentang pemanfaatan dan cara perbanyakan bakteri akar kopi diikuti dengan sangat antusias oleh anggota kelompok tani, dengan harapan bahwa bakteri pembenah tanah yang akan diusahakan bisa menjadi solusi permasalahan kebutuhan pupuk bagi tanaman kopi.

 

Selanjutnya untuk meningkatkan keterampilan anggota kelompok tani, dilakukan kegiatan pelatihan dan praktik pembuatan bakteri akar kopi, yang dibimbing oleh anggota tim P2M yang lain, yaitu Ujang Setyoko dan Abdurrahman Salim. Anggota kelompok tani dengan tekun serta antusias mengikuti setiap tahapan proses kegiatan, sesuai dengan petunjuk yang diberikan, mulai tahap pemasakan media, pengambilan akar kopi, inokulasi akar kopi ke dalam media, hingga proses penyimpanannya.

 

Pendampingan terhadap anggota kelompok tani kopi Sangkuriang juga dibantu oleh mahasiswa Politeknik Negeri Jember, Muhammad Anugerah Zakaria dan Febrian Tegar Sholeh Istighfari.

 

Kegiatan aplikasi dilakukan setelah tiga minggu dalam masa penyimpanan, ketika kerapatan koloni bakteri kurang lebih 106 cfu, untuk melatih petani kopi dalam membuat larutan siap apikasi, konsentrasi dan cara aplikasinya.

 

Bakteri pembenah tanah yang siap diaplikasikan ditandai dengan aroma yang sudah tidak menyengat, serta adanya koloni bakteri seperti busa yang memenuhi permukaan media perbanyakan. Konsentrasi aplikasi bakteri pembenah tanah hasil produksi petani yang dianjurkan adalah 30 ml/liter air, untuk 1 tangki knapsack sprayer (15 liter) dibutuhkan bakteri pembenah tanah 450 ml.

 

Dosis aplikasi per tanaman kopi kurang lebih 1 liter, dengan cara disemprotkan pada tanaman kopi dan tanah di sekitarnya. Kegiatan ini sekaligus sebagai evaluasi terhadap kegiatan lainnya yang telah dilakukan. Evaluasi dilakukan oleh seluruh tim P2M, dengan tujuan untuk menilai keberhasilan kegiatan dan tingkat respon petani mitra terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan. Pada kegiatan evaluasi dapat diketahui hal-hal yang menjadi kendala bagi petani dalam mengimplementasikan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari kegiatan P2M.

 

Hartono sebagai Ketua Kelompok Tani Sangkuriang menyampaikan bahwa materi dan pelatihan yang diberikan oleh Tim P2M Politeknik Negeri Jember, sangat bermanfaat dan mudah dimengerti, serta mudah untuk dipraktikkan secara berkelanjutan oleh anggota kelompok taninya.

 

Hasil dari kegiatan P2M di Desa Silo garahan diharapkan dapat diimplementasikan oleh semua anggota kelompok tani kopi Sangkuriang, serta  menjadi solusi permasalahan pupuk yang dihadapi. Selain itu kegiatan ini dapat menjadi peluang bagi anggota kelompok tani dalam berwirausaha produksi bakteri akar kopi. (*)

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Solusi Pengurangan Penggunaan Pupuk Anorganik dengan Pemanfaatan Bakteri Akar Kopi pada Budidaya Kopi

Terkini

Close x