Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com. Tim pengabdian masyarakat dari Jurusan kesehatan Politeknik Negeri Jember (Polije) merancang dan menerapkan teknologi Artifical Intelligence (AI).
Aplikasi yang dibuat Tim pengabdian diketuai oleh Sabran, S.KM., M.P.H dan beranggotakan Dian Kartika, S.ST., M.T dan Malinda Capril Nurul Satya, S.Tr. Keb., M.K.M serta tiga mahasiswa ini berbasis mobile yang bernama AnemiaGo dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat tentang anemia dan mencegah stunting di masa depan.
Teknologi Artifical Intelligence (AI) hadir sebagai media informasi dan komunikasi yang bertujuan melakukan deteksi dini risiko anemia pada remaja putri dan Wanita Usia Subur (WUS). Kegiatan ini berlangsung pada Sabtu, 27 Oktober 2024 di Kantor Desa Yosowilangun Kidul, Lumajang.
Anemia merupakan kondisi dimana kadar HB atau hemoglobin dalam darah kurang dari standar normal. Anemia adalah masalah kesehatan masyarakat global yang serius yang terutama mempengaruhi remaja dan wanita hamil.
Remaja putri yang menderita anemia berisiko mengalami anemia saat hamil yang akan berpotensi meningkatkan angka stunting. Selain itu, ibu hamil dengan status gizi kurang akan lebih mudah merasa lemah, letih, lesu, lunglai dan nafsu makan berkurang sehingga asupan gizi yang dibutuhkan tidak terpenuhi dan ibu berisiko untuk terkena anemia.
Anemia pada remaja putri terjadi karena siklus menstruasi tiap bulannya yang mengakibatkan jumlah dan kualitas sel darah merah menjadi rendah. Hal tersebut mengakibatkan tubuh kekurangan zat besi sehingga terjadi anemia.
”Selain itu ibu hamil yang mengalami anemia dapat menyebabkan janinnya atau anaknya menderita stunting. Harapan kami dengan adanya aplikasi AnemiaGo ini dapat membantu para remaja putri dan Wanita Usia Subur (WUS) untuk melakukan deteksi dini anemia dan mencegah stunting.” Ujar Sabran
Kepala Desa Yosowilangun Kidul memberikan dukungan penuh dalam kegiatan ini. “Alhamdulillah, saya ucapkan terimakasih kepada tim pengabdian masyarakat Jurusan Kesehatan Polije karena telah membantu memberi penjelasan tentang anemia dan stunting sehingga remaja putri dan Wanita Usia Subur (WUS) bisa lebih perhatian dengan kesehatan tubuhnya” katanya.
Ia berharap sebuah aplikasi AnemiaGo tersebut dapat membantu deteksi dini risiko anemia. ”Saya harap kegiatan ini dapat terus dikembangkan ke desa-desa lainnya sehingga angka kejadian anemia dan stunting dapat menurun.” harapnya.
Pantauan media ini bahwa kegiatan berjalan dengan lancar. Remaja putri dan Wanita Usia Subur (WUS) terlihat sangat antusias dalam mempraktikkan aplikasi yang bisa diakses menggunakan Handphone. (*).