![]() |
Kepala Desa Paseban, Satupan, saat mengawal kirab santri memperingati Tahun Baru Islam 1447 Hijriah. (Foto: Istimewa) |
Jember, MAJALAH GEMPUR.Com - Pemerintah Desa Paseban di Kecamatan Kencong, Jember, Jawa Timur, memberikan perhatian khusus pada pendidikan keagamaan. Lewat anggaran desa tahun 2025, Pemdes mengalokasikan lebih dari Rp100 juta untuk guru ngaji dan operasional lembaga TPQ/TPA.
Bantuan itu dibagi dua. Pertama digunakan untuk insentif 70 ustaz dan ustazah. Masing-masing mendapat Rp1 juta per tahun. Sisanya, diberikan untuk biaya operasional delapan TPQ dan TPA yang membina sekitar 750 santri.
Setiap santri mendapat bantuan sebesar Rp5.000 per bulan, yang digunakan untuk mendukung kegiatan belajar seperti beli alat tulis, bayar listrik, atau kegiatan keagamaan.
Jika dikalkulasi, setidaknya pemdes mengalokasikan hingga Rp115 juta per tahun. Rinciannya, Rp70 juta untuk insentif guru ngaji, sisanya Rp45 juta untuk bantuan operasional lembaga.
Kepala Desa Paseban, Satupan, mengatakan program ini bertujuan untuk mendorong semangat belajar agama sejak kecil dan menghargai peran guru ngaji di masyarakat.
“Ini bentuk komitmen kami agar anak-anak di Paseban punya dasar agama yang kuat,” kata Satupan, Jumat (27/6/2025).
Warga pun menyambut baik kebijakan ini. Menurut mereka, pembangunan desa tidak harus selalu dalam bentuk fisik seperti jalan atau bangunan, tapi juga penting memperhatikan pendidikan dan akhlak generasi muda.
“Langkah ini bagus. Guru ngaji selama ini sering dilupakan, padahal jasanya besar,” ujar Ahmad Husein, salah satu warga.
Camat Kencong, Muhammad Najmul Huda, juga mendukung langkah ini. Tapi ia mengingatkan agar program dijalankan dengan rapi dan tepat sasaran.
“Dana desa harus digunakan secara bijak. Verifikasi data penerima bantuan tetap perlu dilakukan agar tidak tumpang tindih dengan program dari kabupaten,” ujarnya. (eros)