 |
| PLP POLIJE Kembangkan Alat Peraga PLTS Sebagai Inovasi Laboratorium Dengan Konfigurasi SAPV |
Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com. Penelitian yang dilaksanakan oleh Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) Laboratorium Listrik dan Pembangkitan Daya Jurusan Teknik pada Agustus–Oktober 2025 hasilkan karya inovasi laboratorium dengan judul “Desain Alat Peraga Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan Konfigurasi Stand-Alone Photovoltaic (SAPV) sebagai Media Penunjang Kegiatan Praktikum di Laboratorium”.
Ketua Tim Penelitian, Abubakar Amran, S.T yang merupakan PLP Laboratorium Listrik Pembangkitan Daya (Lisda) menyampaikan bahwa, program penelitian ini merupakan bagian dari hibah riset yang diselenggarakan rutin setiap tahun oleh Unit P3M (Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat) POLIJE.
Program tersebut bertujuan memberi ruang bagi tenaga kependidikan (Tendik), khususnya Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) atau laboran untuk berkarya dan menghasilkan berbagai peralatan atau sistem yang mampu mendukung pelaksanaan kuliah praktik serta meningkatkan kualitas pengelolaan laboratorium.
Selain itu, program penelitian ini juga mendorong para PLP atau pengelola laboratorium untuk berkreasi, memperkuat kompetensi, dan meningkatkan profesionalisme dalam bidangnya.
Amran menjelaskan, “Kegiatan penelitian ini merupakan tahap awal yang berlangsung selama tiga bulan, dari Agustus hingga Oktober 2025, berlokasi di Laboratorium Lisda Jurusan Teknik. Dalam pelaksanannya, penelitian ini melalui tiga proses utama, yaitu tahap desain alat, pengujian sistem serta pengambilan data”.
Lebih lanjut, Amran menambahkan, “Penelitian dengan judul “Desain Alat Peraga Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan Konfigurasi Stand-Alone Photovoltaic (SAPV) sebagai Media Penunjang Kegiatan Praktikum di Laboratorium” bertujuan menghasilkan alat pembelajaran guna mendukung kuliah praktik instalasi listrik tenaga surya di laboratorium Lisda.
Alat peraga ini diharapkan mampu memacu kreativitas, mengasah keterampilan, dan meningkatkan minat belajar para mahasiswa, khususnya yang berada di program studi Teknik Energi Terbarukan (TET) Jurusan Teknik”.
“Dalam konteks energi terbarukan, Stand alone photovoltaic atau SAPV merupakan sebuah sistem energi berbasisi tenaga surya yang bekerja secara mandiri tanpa terhubung ke jaringan listrik utama (PLN), atau dikenal juga dengan istilah off-grid.
Desain alat SAPV ini mengacu pada konsep praktikum solar home system (SHS) dengan memanfaatkan teknologi kelistrikan modern yang melibatkan perangkat elektronika daya. Solar home system mengacu pada sistem energi mandiri yang terdiri dari modul fotovoltaik (PV), baterai, charge controller (pengontrol pengisian muatan), dan konverter DC/AC (power inverter), serta komponen pendukung lainnya.
Sistem ini dirancang untuk mempermudah mahasiswa dalam praktik perakitan dan pengujian instalasi secara nyata dan menyeluruh. Komponen-komponen tersebut disusun secara modular dengan simbol dan sambungan atau koneksi berupa blok terminal, sehingga kabel dapat dilepas dan dipasang kembali dengan mudah.”, jelas Amran.
Desain alat peraga ini diawali dengan pembuatan penyangga modul PV dan rangka panel uji kontrol. Setelah pengerjaan itu selesai, modul PV dipasang pada penyangga dengan sudut kemiringan yang dapat diatur. Selanjutnya, seluruh komponen listrik dirakit ke dalam panel uji kontrol, kemudian dilakukan proses pengujian.
“Hasil pengujian menunjukkan bahwa alat peraga berfungsi dengan baik. Mulai dari modul surya yang mampu menghasilkan listrik, kemudian dikondisikan sesuai tegangan pengisian dan disalurkan ke baterai melalui charge controller, lalu disimpan. Dari baterai, daya kembali masuk ke pengontrol muatan untuk kemudian disalurkan ke beban AC melalui power inverter,” ujar Amran. (*)
