Translate

Iklan

Iklan

Meski Ditolak Petani Tebu, Pabrik Gula “Berkapasitas 6.000 Ton” Di Glenmore Banyuwangi Tetap Diresmikan.

12/12/12, 21:00 WIB Last Updated 2013-12-08T18:27:06Z
 Menteri BUMN Dahlan Iskan, Batal Datang

Suasana di lokasi Pabrik Gula Glemore Banyuwangi Jatim
Banyuwangi, MAJALAH-GEMPUR.Com. Meski sebelumnya ada penolakan dari Asosiasi Petani Tebu Indonesia. Pabrik gula di PTPN XII Kebun Kalirejo, kecamatan Glenmore, diresmikan.

Peresmian anak perusahaan PT Industri Gula Glenmore yang berkapasitas 6.000 ton tebu perhari itu dilakukan Deputi Kementerian Bidang Usaha Industri Primer M. Zamkhani, sekitar pukul 12.00 Rabu siang (12/12) yang mewakili menteri BUMN Dahlan Iskan, yang batal hadir karena sesuatu hal.

Pabrik ini dilengkapi tekhnologi ‘Deteksi Remelt Karbonatasi’ tersebut bertujuan menghasilkan gula putih premium. Bahkan pabrik tersebut juga dirancang secara terpadu dengan kapasitas 5.000 TCD dan bisa menghasilkan pula bahan baku listrik, pupuk dan ethanol.

Berdirinya Pabrik Gula ini merupakan sinergi antara PTPN III yang berkantor pusat di Medan, PTPN XII dan PTPN XI yang berkantor pusat di Surabaya dengan komposisi kepemilikan saham 60 persen:30 persen:10 persen dan investitasi dananya mencapai 1,6 triliun.

Rencananya, PT Industri Gula Glenmore yang dijadwalkan beroperasi pada giling tebu perdana pada tahun2015 ini akan diisi Komisaris Utama Nurhidayat dan dua komisaris lainnya, Sugeng Budi Raharjo dan Ery Iswadi Husain serta Direktur Utama Ade Prasetyo, dua direksi, Operasional Yus Martin dan Komersiil Hadi Saroso.

Sedangkan dana investasi pabrik termodern di Indonesia yang menelan anggaran Rp 1,6 triliun diperoleh dari pinjaman konsorsium perbankan. Klasifikasinya, dana sendiri sebesar 30 %, dana pinjaman 70 % dengan bunga pinjaman 8,75 %. Direncanakan, setelah melaksanakan giling selama 2 (dua) tahun, yakni 2015 dan 2016 dengan baik dan stabil serta peluangnya cukup mendukung, maka kapasitas PG Glenmore, akan ditingkatkan menjadi 8.000-10.000 TCD.

Sementara kebutuhan bahan baku tebu pabrik gula tersebut didukung ketersediaan lahan awal seluas 6.000 hektare milik PT Perkebunan Nusantara XII (Persero). Selain itu, akan menyerap tebu rakyat dan perusahaan swasta sebagai lahan kebun tebu plasma.

Dirut PTPN XII Irwan Basri, berharap proses pembangunan pabrik gula PT Industri Gula Glenmore, bisa lancar dan tidak ada halangan. “Mohon dukungan semua pihak, pemerintah daerah kabupaten Banyuwangi hingga tingkat paling bawah, termasuk para ulama, pengasuh Ponpes diwilayah Banyuwangi,” ujarnya saat memberikan penjelasan dihadapan Deputi Menteri BUMN, Direksi PTPN III dan Direksi PTPN XI serta Bupati sekaligus unsur pimpinan Muspida Banyuwangi.

Sementara menurut Dirut PTPN III Megananda Darjono, pabrik gula Glenmore adalah pabrik terbaru yang dimiliki Indonesia. Karena sebelumnya pabrik gula terbaru didirikan pada 30 tahun lalu. “Dengan adanya pendirian pabrik gula ini, diharapkan swaswmbada gula bisa terkejar,” ucapnya saat memberikan sambutan. Menurut Megananda, rendemen tebu diperkirakan mencapai 9 persen atau diatas rata-rata rendemen pabrik gula nasional yang hanya 8 persen.

Pihak Pemkab Banyuwangi, sangat antusias sekali menyatakan dukungannya dengan menyiapkan lahan seluas 40 ribu hektare (ha) guna terealisasinya rencana pendirian pabrik gula tersebut. Karena selama ini di Banyuwangi, sendiri terdapat lahan tebu cukup luas, tetapi hasil tebangan komoditas itu selama ini dipasok ke pabrik gula berlokasi di kabupaten lain seperti Probolinggo, Pasuruan dan Jember.

Proyeksi pada 2015 sudah mulai melakukan giling perdana dengan kapasitas 6.000 ton tebu per hari, Bupati Abdullah Azwar Anas, berharap rendemen tebu nisa mencapai 10 % diatas rata-rata rendemen pabrik gula nasional yang hanya 8 %.

Diberitakan sebelumnya bahwa, salah satu elemen petani tebu yang tergabung dalam Asosiasi Petani Tebu Indonesia (APTI) secara tegas menolak pembangunan PG yang bertempat dilokasi eks lapter kebun (PTPN XII) Kalirejo, Glenmore Banyuwangi.. Melalui ketuanya KH. Thoha Muntoha, yang juga pengasuh Ponpes Minhajut Thullab, Krikilan, Glenmore, Selasa (20/11) terang-terangan menyatakan ketidaktertarikannya pada pendirian PG baru tersebut.

Menurut Kyai yang dikenal nyentrik itu, pendirian PG baru tersebut hanya akan menciptakan masyarakat buruh dan pembodohan saja. “Akan ada informasi yang tidak fair nantinya, selain itu bakal muncul kelompok kapitalis yang bermain dan memonopoli terhadap kelompok tertentu. Endingnya hanya akan menguntungkan segelintir orang” ungkapnya

Selain itu, menurut Kyai Thoha, jika nanti benar-benar berdiri PG baru, jika dominan dan tetap menjiplak produk PG yang lama, akan menciptakan koloni yang baru serta menciptakan kapitalis untuk kepentingan segelintir dan sekelompok orang saja. “Kita lihat saja nanti,” tandasnya. (Hakim Said)
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Meski Ditolak Petani Tebu, Pabrik Gula “Berkapasitas 6.000 Ton” Di Glenmore Banyuwangi Tetap Diresmikan.

Terkini

Close x