Menteri BUMN Dahlan
Iskan, Batal Datang
Banyuwangi, MAJALAH-GEMPUR.Com. Meski sebelumnya ada
penolakan dari Asosiasi Petani Tebu Indonesia. Pabrik gula di
PTPN XII Kebun Kalirejo, kecamatan Glenmore, diresmikan.
Selain
itu, menurut Kyai Thoha, jika nanti benar-benar berdiri PG baru, jika dominan
dan tetap menjiplak produk PG yang lama, akan menciptakan koloni yang baru
serta menciptakan kapitalis untuk kepentingan segelintir dan sekelompok orang
saja. “Kita lihat saja nanti,” tandasnya. (Hakim
Said)
Suasana di lokasi Pabrik Gula Glemore Banyuwangi Jatim |
Peresmian
anak perusahaan PT Industri Gula Glenmore yang berkapasitas 6.000 ton tebu
perhari itu dilakukan Deputi Kementerian Bidang Usaha Industri Primer M. Zamkhani, sekitar
pukul 12.00 Rabu siang (12/12) yang mewakili menteri BUMN Dahlan
Iskan, yang batal hadir karena sesuatu hal.
Pabrik ini dilengkapi tekhnologi ‘Deteksi Remelt
Karbonatasi’ tersebut bertujuan menghasilkan gula putih premium. Bahkan pabrik
tersebut juga dirancang secara terpadu dengan kapasitas 5.000 TCD dan bisa
menghasilkan pula bahan baku listrik, pupuk dan ethanol.
Berdirinya Pabrik Gula ini merupakan sinergi antara PTPN
III yang berkantor pusat di Medan, PTPN XII dan PTPN XI yang berkantor pusat di
Surabaya dengan komposisi kepemilikan saham 60 persen:30 persen:10 persen dan investitasi
dananya mencapai 1,6 triliun.
Rencananya,
PT Industri Gula Glenmore yang dijadwalkan beroperasi pada
giling tebu perdana pada tahun2015 ini akan diisi Komisaris Utama
Nurhidayat dan dua komisaris lainnya, Sugeng Budi Raharjo dan Ery Iswadi Husain
serta Direktur Utama Ade Prasetyo, dua direksi, Operasional Yus Martin dan
Komersiil Hadi Saroso.
Sedangkan dana investasi pabrik termodern di Indonesia yang menelan
anggaran Rp 1,6 triliun diperoleh dari pinjaman konsorsium perbankan. Klasifikasinya,
dana sendiri sebesar 30 %, dana pinjaman 70 % dengan bunga pinjaman 8,75 %.
Direncanakan, setelah melaksanakan giling selama 2 (dua) tahun, yakni 2015 dan
2016 dengan baik dan stabil serta peluangnya cukup mendukung, maka kapasitas PG
Glenmore, akan ditingkatkan menjadi 8.000-10.000 TCD.
Sementara
kebutuhan bahan baku tebu pabrik gula tersebut didukung ketersediaan lahan awal
seluas 6.000 hektare milik PT Perkebunan Nusantara XII (Persero). Selain itu,
akan menyerap tebu rakyat dan perusahaan swasta sebagai lahan kebun tebu
plasma.
Dirut
PTPN XII Irwan Basri, berharap proses pembangunan pabrik gula PT Industri Gula
Glenmore, bisa lancar dan tidak ada halangan. “Mohon dukungan semua pihak,
pemerintah daerah kabupaten Banyuwangi hingga tingkat paling bawah, termasuk
para ulama, pengasuh Ponpes diwilayah Banyuwangi,” ujarnya saat memberikan
penjelasan dihadapan Deputi Menteri BUMN, Direksi PTPN III dan Direksi PTPN XI
serta Bupati sekaligus unsur pimpinan Muspida Banyuwangi.
Sementara
menurut Dirut PTPN III Megananda Darjono, pabrik gula Glenmore adalah pabrik
terbaru yang dimiliki Indonesia. Karena sebelumnya pabrik gula terbaru
didirikan pada 30 tahun lalu. “Dengan adanya pendirian pabrik gula ini,
diharapkan swaswmbada gula bisa terkejar,” ucapnya saat memberikan sambutan.
Menurut Megananda, rendemen tebu diperkirakan mencapai 9 persen atau diatas
rata-rata rendemen pabrik gula nasional yang hanya 8 persen.
Pihak
Pemkab Banyuwangi, sangat antusias sekali menyatakan dukungannya dengan
menyiapkan lahan seluas 40 ribu hektare (ha) guna terealisasinya rencana
pendirian pabrik gula tersebut. Karena selama ini di Banyuwangi, sendiri
terdapat lahan tebu cukup luas, tetapi hasil tebangan komoditas itu selama ini
dipasok ke pabrik gula berlokasi di kabupaten lain seperti Probolinggo,
Pasuruan dan Jember.
Proyeksi
pada 2015 sudah mulai melakukan giling perdana dengan kapasitas 6.000 ton tebu
per hari, Bupati Abdullah Azwar Anas, berharap rendemen tebu nisa mencapai 10 %
diatas rata-rata rendemen pabrik gula nasional yang hanya 8 %.
Diberitakan sebelumnya bahwa, salah satu elemen petani tebu yang tergabung dalam Asosiasi Petani Tebu Indonesia (APTI) secara tegas menolak pembangunan
PG yang bertempat dilokasi eks lapter kebun (PTPN XII) Kalirejo,
Glenmore Banyuwangi.. Melalui ketuanya KH.
Thoha Muntoha, yang juga pengasuh Ponpes Minhajut Thullab, Krikilan, Glenmore,
Selasa (20/11) terang-terangan menyatakan ketidaktertarikannya pada pendirian
PG baru tersebut.
Menurut Kyai
yang dikenal nyentrik itu, pendirian PG baru tersebut hanya akan menciptakan
masyarakat buruh dan pembodohan saja. “Akan ada informasi yang tidak fair
nantinya, selain itu bakal muncul kelompok kapitalis yang bermain dan
memonopoli terhadap kelompok tertentu. Endingnya hanya akan menguntungkan
segelintir orang” ungkapnya