
Akibat penyekapan oleh Perusahaan BUMN didalam Ruko yang
terletak di depan Stasiun KA Kalisetail itu, satu keluarga tersebut kelabakan
tidak bisa keluar dari Ruko, digembok dari luar, sehingga Lamijan menelpon
salah satu tetangganya, untuk meminta pertolongan agar pintu Ruko tempatnya
berjualan bakso dibukakan.
Sayangnya, Ruko tersebut
digembok dari luar. Warga kebingungan, mau membuka secara paksa gembok tersebut
takut dipersoalkan oleh PT Pertani. Untuk bisa menyelamatkan satu keluarga,
harus memanggil aparat Polsek Sempu.
Sangat kebetulan, tak jauh
dari Ruko, tempat tinggal, personel Polsek Sempu Aiptu Mustari. Lantas Lamijan
menelpon Aiptu. Tidak lama berselang, datanglah Aiptu. Mustari, rasa kemanusiannya langsung muncul dan meminta
bantuan warga untuk mencari alat yang bisa memotong kunci (Gembok) pintu.
Aiptu Mustari langsung
melaporkan kepada Kapolsek Sempu. “Siapa yang tidak miris mas, kalau melihat
kejadian ini. Saya tidak memikirkan Ruko ini milik siapa atau masalahnya apa.
Kalau sampai terjadi apa-apa bagaimana ?,” ungkap Mustari dengan nada agak
emosi.
Lamijan dengan wajah agak
pucat, keluar sambil menggendong cucunya yang duduk dikelas 2 SD. Pria paruh
baya ini mengaku kalau dirinya masih belum bisa melunasi biaya sewanya. “Saya
dipaksa melunasi biaya sebesar Rp. 10 juta, jika tidak mampu bayar, saya harus
pindah dari Ruko ini,” ucapnya terbata-bata.
Menurut warga Blokagung,
Desa Karangdoro, Tegalsari ini, sebelum pergantian pimpinan PT. Pertani, para
penyewa Ruko disuruh mengangsur biaya sewa, dan rata-rata para penyewa tidak
keberatan menanggungnya. Sangat berbeda dengan pimpinan yang baru ini.
“Ruko ini sekaligus untuk
tempat tinggal saya. Selain untuk berjualan ya untuk usaha juga. Agar saya bisa
memperpanjang Ruko ini, saya sudah ngasih uang DP sebesar Rp 2 juta,” paparnya
seraya menunjukkan kwitansi tanda bukti dari PT Pertani.
Warga mengaku geram, seharusnya,
bisa dibicarakan baik-baik. Sementara pimpinan Pertani Sempu, Dian Firstianto
yang hendak dikonfirmasi sejumlah media terkait dugaan penyekapan tersebut,
hingga berita ini ditayabgkan belum bisa dihubungi. (kim).