Harga Tembakau tahun ini
jatuh sampai ke titik nadir. Bahkan harga tembakau tahun ini, lebih rendah dari harga kotoron tembakau tahun sebelumnya yang mencapai 800 rupiah per kilogram. Sementara daun tembakau tahun ini hanya dihargai antara 300 sampai
700 rupiah per kilogram. Padahal untuk tahun 2011 harga daun tembakau mencapai 4.500
rupiah per kilogram. Sehingga beberapa petani ada yang sampai frustasi dan membiarkan
tanamann tembakaunya mengering disawahnya.
"Ini merupakan penghinaan bagi petani tembakau di Jember khususnya dan di Indonesia pada umumnya. Demikian dikeluhkan Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jember Abdur Rahman usai rapat koordinasi dengan ketua elemen petani Tembakau seperti Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) dan Beberapa kelompok Tani se-Kabupaten Jember Kamis (23/8) di Jember.
Untuk itu petani menurut Abdurahman menuntut agar pemerintah dapat mensetabilkan harga tembakau kembali dan membeli semua tembakau petani.Jika sampai minggu depan Pemkab Jember tidak segera mengambil inisiatif, petani akan melakukan aksi besar-besaran. Tegas Abdur Rahman. Hal senada juga disampaikan Jumantoro. Menurut Jumantoro, pemerintah dan Komisi Urusan Tembakau Jember (KUTJ) Seharusnya dapat mengetahui gejala yang akan muncul dan mengambil inisiatif, sehingga tidak sampai separah ini.
"Ini merupakan penghinaan bagi petani tembakau di Jember khususnya dan di Indonesia pada umumnya. Demikian dikeluhkan Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jember Abdur Rahman usai rapat koordinasi dengan ketua elemen petani Tembakau seperti Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) dan Beberapa kelompok Tani se-Kabupaten Jember Kamis (23/8) di Jember.
Untuk itu petani menurut Abdurahman menuntut agar pemerintah dapat mensetabilkan harga tembakau kembali dan membeli semua tembakau petani.Jika sampai minggu depan Pemkab Jember tidak segera mengambil inisiatif, petani akan melakukan aksi besar-besaran. Tegas Abdur Rahman. Hal senada juga disampaikan Jumantoro. Menurut Jumantoro, pemerintah dan Komisi Urusan Tembakau Jember (KUTJ) Seharusnya dapat mengetahui gejala yang akan muncul dan mengambil inisiatif, sehingga tidak sampai separah ini.
Namun keberadaan KUTJ di
Jember masih belum dapat dirasakan langsung bagi petani tembakau. Karena program Lembaga
tersebut menurut Jumantoro hanya melakukan penelitihan, kajian dan seminar saja
tapi tidak peka saat melihat penderitaan petani . Mestinya merekalah
yang mengetahui gejalanya terlebih dulu dan mengambil inisiatif
serta menjadi garda terdepan dalam menanggulangi ancaman ini sehingga tidak sampai terjadi persoalan semacam
ini.
Sementara Ketua Umum APTI
Nasional Abdus Setiawan menyampaikan keperihatinannya atas anjloknya harga harga tembakau
tahun ini. Abdus mendesak Pemerintah Pusat dan Pemkab Jember segera mengambil inisiatif untuk mempertemukan
semua fihak terkait untuk duduk bersama dan untuk mengambil langkah strategsis.
Guna menstabilkan harga tembakau di Indonesia termasuk di Jember ini. Sehingga kota yang ber lebel Daun Emas dan menginginkan menjadi pusat tembakau
dunia (Jember Tobacco Center) tidak sirna.
Menanggapi tuntutan tersebut Kepala Bidang Perdagangan Disperindag ESDM Drs. Agoes Noer Abadi, M.Si yang juga hadir dalam pertemuan
tersebut berjanji secepatnya akan mempertemukan semua fihak terkait, baik
pabrikan, petani dan pemerintah untuk mencari solusi. “Mudah-mudahan pada hari
Senin depan (27/8) Kami sudah dapat mempertemukan semua fihak terkait, kami
mohon doa restu”. (Eros)