
Acara ini, dimaksudkan untuk membersihkan desa dari karma alam maupun manusia.
Ungkap Sekdes Suyatno, Mengingat masyarakat Buluagung masih heterogen. Maka acara ini diawali dengan pembacaan Do'a bersama secara bergantian oleh lintas agama (Islam, Kristen dan
Hindu)
Sementara itu usai penyerahan gunungan, sebelum pergelaran
wayang kulit dimulai, Kades Buluagung, Ipong Dermawan, dalam sambutan pada ritual yang diselenggarakan sejak tahun 2001dan menjadi agenda tahunan ini,
mengajak kepada seluruh elemen
masyarakat, untuk kerja bareng membangun Desa.
"Mari kita bersama-sama membangun dan memajukan Desa tercinta ini. Karena tanpa kebersamaan dan kekompakan, mustahil semua program Desa bisa terlaksana," ujar Kades bergelar SH, yang juga seorang pengusaha swasta itu.
"Mari kita bersama-sama membangun dan memajukan Desa tercinta ini. Karena tanpa kebersamaan dan kekompakan, mustahil semua program Desa bisa terlaksana," ujar Kades bergelar SH, yang juga seorang pengusaha swasta itu.
Berdasarkan pantauan media ini. Do’a bersama, ruwatan dan pagelaran wayang kulit (Purwo) semalam suntuk yang dilaksanakan
Sabtu malam (29/9) dikantor Desa Buluagung, Kecamatan Siliragung tersebut berlangsung
sangat meriah. Ribuan warga tumplek blek memenuhi ruangan balai dan halaman
serta jalanan depan kantor Desa yang berada diwilayah pantai selatan itu.
Animo masyarakat yang berdatangan dalam kegiatan yang anggarannya diperoleh
dari swadaya spontan masyarakat dan pengusaha ini karena lakon yang dibawakan dalang
kondang Ki Heri Siswanto, dari Cemethuk, Cluring. Adalah 'Tumurune Wahyu
Sejati'.