Acara yang digelar
di pantai laut selatan ujung timur pulau jawa ini berlangsung
sangat meriah, ribuan warga dari berbagai daerah memadati
ruas jalan-jalan. Akibatnya jalan menuju pantai Puger
Kabupaten Jember propensi Jawa Timur sejak pagi hari macet total.
Ritual ini sudah menjadi agenda tahunan nelayan Puger yang digelar setiap bulan asuro. “Agar dapat menjadi icom Jember dan menarik wisatawan baik lokal maupun mancanegara, Tradisi ini terus akan kami lestarikan” Demikian ungkap Kepala Desa Puger Wetan, Edi Suwoko kepada media ini Kamis (29/11).
“Larung sesaji Petik
laut ini dilaksanakan sebagai bentuk ungkapan
rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT, atas keselamatan dan keberhasilan usaha nelayan,
sehingga kesejahteraan nelayan akan semakin bertambah” Harapnya.
Sebelum dilarung kelaut, jejangkeping sesaji
(pelengkap sesaji), yang terdiri dari
nasi kuning yang dibentuk bak gunung dan berbagai hasil bumi dimasukkan kedalam
miniatur perahu.
Kemudian Usai dibuka acara ritual ini oleh
Camat Puger, Anwar sanusi dan dibacakan do’a
bersama oleh ketua
adat setempat, Sesaji (jolen: sebutan warga puger) tersebut
diarak keliling kampung oleh ratusan warga yang berpakaian tradisional dengan diiringi musik gamelan dan tampilan berbagai macam kesenian tradisional.
Selanjutnya
jolen-jolen tersebut kembali diarak menuju pelabuhan, dan
dinaikan perahu dan dibawa ke tengah laut untuk dilarung. Sementara ratusan perahu nelayan sudah bersiap mengiringi
perahu pembawa jolen yang nantinya akan diperebutkan
ditengah laut. Dari sekian banyak jolen yang dilarung, jolen dalam miniatur
perahu itulah yang jadi perebutan.
Ajang berebut sesaji bagi masyarakat merupakan
momen kegembiraan tersendiri bagi nelayan.
Selain ada nilai ekonomis, masyarakat meyakini bahwa yang mendapatkan sesaji dalam miniatur perahu tersebut akan
mendapat berkah yang sangat besar.