
Langkah nyata itu diperlihatkan dengan cara memberikan bantuan belasan kendaraan roda empat dan puluhan handtracktor kepada Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di wilayah kabupaten Bondowoso.
Menurut Amin Said Husni, Gapoktan merupakan suatu forum pertemuan antara
sesama kelompok tani untuk bertukar pikiran dan
pengalaman tentang penerapan keterampilan maupun pengetahuan dalam rangka
mengembangkan usaha tani melalui pengungkapan pengalaman, pemikiran, atau peragaan.
Bupati berharap melalui forum komunikasi Gapoktan ini bisa meningkatkan
semangat dan motivasi masyarakat pertanian untuk mengembangkan pertanian lebih
maju dan menyejahterakan
rakyat. Ini dilakukan guna mengantisipasi terjadinya krisis pangan yang akan
terjadi di masa depan.
“Hal ini perlu dilakukan untuk menuju swasembada yang kompetitif dan
berkelanjutan, serta mendorong
produk-produk unggulan menjadi primadona,” ujar Amin Said Husni Senin (4/1).
"Ada beberapa cara untuk dapat melakukan hal tersebut. Diantaranya dari segi perbaikan perencanaan yaitu
penyempurnaan tata ruang wilayah, perbaikan infrastruktur, dan fokus pada
komoditas unggulan dan kompetitif dengan
pengembangan kawasan komoditas," ungkapnya.
Bupati menambahkan, dari segi pembiayaan yang harus dilakukan adalah adanya
keberpihakan pada agribisnis, perlunya pendirian bank pertanian, dan penguatan
lembaga keuangan nonbank (koperasi dan LKM). Kemudian dari segi peningkatan
produktivitas yaitu perlunya pengembangan sumber daya alam dan manusia yang
kompeten.
Selain itu, diperlukan harmonisasi dan sinkronisasi kebijakan, yakni fokus, ringkas, jelas, tegas, dan konsisten. Serta adanya road map atau terintegrasinya hulu-hilir, fokus produk unggulan yang bernilai
tambah tinggi. Juga adanya manajemen
data yang akurat dan update. Sektor inilah yang memberikan kontribusi
terbesar terhadap PDRB Kabupaten Bondowoso.
Oleh karena itu hubungan antara desa dan kota dalam jalinan rural-urban linkage harus terjaga dalam mendukung
pengembangan sektor pertanian. Rencana pengembangan lahan pertanian diarahkan
dengan memperhatikan daya dukung lahan yang sinergi dengan rencana pengembangan
jaringan irigasi di Bondowoso.
Upaya pengembangan lahan sawah untuk ketahanan pangan dan penambahan luasan
kawasan lindung dilakukan dengan mengurangi luasan lahan kering dan
mengalihfungsikan lahan kering menjadi sawah irigasi teknis serta kawasan
perkebunan atau hutan rakyat. Selain kawasan pertanian, kawasan perkebunan juga
menjadi salah satu faktor penunjang ekonomi.
Sektor perkebunan di
Bondowoso harus mampu melibatkan masyarakat secara aktif. Hal itu disebabkan
karena kondisi geografis yang dominan perbukitan. Pengembangan sektor
perkebunan akan bisa lebih optimal melalui penanaman tanaman semusim atau
tahunan. Perkebunan tanaman semusim disesuaikan dengan kondisi tanah,
iklim dan cuaca hujan yang sesuai dengan jenis komoditas.
Sementara untuk sektor peternakan, bupati mengaku bahwa setiap kecamatan memiliki komoditi ternak yang menjadi salah satu unggulan. Sehingga pengembangan sektor peternakan dijadikan sebagai salah satu prioritas pembangunan sebagai
strategi pendorong perekonomian wilayah.
"Peternakan yang dikembangkan masyarakat baik secara perorangan maupun
kelompok merupakan embrio penentuan kawasan peternakan. Peningkatan usaha peternakan
dilakukan dengan mengembangkan teknologi budidaya ternak dan usaha pengolahan
hasil ternak,” ujarnya bupati.