
Alat-alat ini cepat dan peraktis serta hasilnya
sangat memuaskan. Bantuan itu, menurut Amin Said Husni, semata didasarkan pengalaman petani yang selalu
kesulitan mencari tenaga kerja saat musim panen. Saatnya mengondisikan musim
panen sudah tidak lagi menggunakan tenaga manusia. Tetapi sudah
mulai menggunakan alat panen dengan mesin.
“Ini merupakan respons pemerintah daerah terhadap keluhan yang dialami
petani saat masa panen raya mereka banyak kesulitan mencari tenaga kerja,” ujar
Amin Said Husni dalam acara pemberian bantuan di Desa Jurang Sapi, Kecamatan
Tapen kepada Gapoktan.
Amin Said Husni menjelaskan, Combine Harvester merupakan alat pemanen padi yang
dapat memotong bulir tanaman yang berdiri, merontokkan dan membersihkan gabah
sambil berjalan. Dengan demikian waktu pemanen lebih singkat dibandingkan
dengan menggunakan tenaga manusia (manual) serta tidak membutuhkan jumlah
tenaga kerja manusia yang besar.
“Bantuan tersebut merupakan bantuan dari Kementerian Pertanian seharga Rp.
350 juta per unit. Alat tersebut juga memiliki kapasitas 0,8 hektare per jam
dan hanya membutuhkan sekitar empat orang tenaga kerja. Dalam
sehari bisa digunakan dalam waktu delapan jam, sehingga sehari mesin ini mampu
memanen untuk 6,4 hektare lahan padi,” ujarnya.
"Dibanding secara manual, panen hanya bisa untuk 1,5-2 ha lahan dengan
tenaga kerja yang dibutuhkan sekitar 25 orang. Alat ini sangat produktif,"
tambahnya usai melakukan uji coba alat tersebut di areal persawahan.
Menurutnya, mulai tahun depan akan dibantu dengan alat panen otomatis yang
lebih canggih lagi. Alat ini bukan dimaksudkan untuk menghilangkan kesempatan
kerja masyarakat, namun lebih memudahkan. Karena alat ini, menurut bupati, pengoperasionalannya masih menggunakan tenaga manusia.
Lebih lanjut Amin Said Husni menjelaskan, sebelumnya juga
telah menyalurkan bantuan ratusan handtracktor dan belasan kendaraan roda 4 kepada kelompok
tani. Bupati berharap petani bisa meningkatkan
produktivitas hasil panen para petani di Bondowoso sehingga bisa meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Acara pemberian bantuan alat panen senilai Rp 17,75 miliar ini didampingi
Kepala Dinas Pertanian dan Holtikultura, Ir. Wahyudi Tri Atmaji, MM, Kepala
Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Ir. Matsakur dan Kepala Dinas Perikanan dan
Peternakan, H. Hindarto, M. Si, Senin (4/2/2013) siang.
Sementara menurut Kepala Dinas Pertanian dan Holtikultura, Ir. Wahyudi
Triatmaji, MM, bantuan tersebut
diberikan kepada 5 Gapoktan yang tersebar di Kecamatan Tapen, Pujer, dan Kecamatan Cermee.
Wahyudi Triatmaji berharap agar pemberian bantuan alat panen padi modern
ini tidak menimbulkan masalah sosial, sebab alat panen modern itu akan membuat
buruh tani kehilangan pekerjaannya.
"Ya dampaknya memang ada, makanya Pak Bupati tadi menyampaikan agar
penggunaan mesin ini harus bijaksana. Mesin ini tidak boleh digunakan apabila
pekerja buruh tani masih banyak. Namun saat kekurangan tenaga kerja, maka mesin
tersebut bisa digunakan," ucapnya.
Untuk itu, Wahyudi Triatmaji berpesan kepada para Gapoktan atau Poktan agar
dapat mengunakan dan memanfaatkan bantuan alat pertanian dengan sebaik-baiknya
sehingga target Bondowoso untuk menjadi daerah penyumbang beras terbanyak dapat
tercapai.
"Selain itu saya juga minta agar Gapoktan atau Poktan yang menerima
alat ini juga dapat berbagi atau meminjamkan kepada para
Gapoktan lain yang ingin memakai alat pertanian ini," pintanya.