Kunjungan
tersebut untuk mengetahui perkembangan Peternak dan Kesehatan Hewan serta Hasil
Inseminasi Buatan. Menteri Perekonomian Hatta Rajasa yang rencananya ikut dalam
rombongan, tidak hadir karena kesehatannya terganggu. Acara tersebut diikuti para
peternak dengan membawa sapi yang mencapai ratusan ekor.
Dalam
sambutannya, HM Arum Sabil menyatakan, hasil ternak di Indonesia seharusnya
dapat dimaksimalkan potensinya. “Apalagi Jember yang nota bene adalah kota
terbesar kedua setelah Sumenep sebagai penghasil ternak sapi secara nasional,” katanya.
Lebih
jauh Arum Sabil mengatakan, harga daging sapi yang tak stabil merupakan
permainan para importir nakal “Harus dihentikan. Merekalah teroris yang
menghancurkan ketahanan pangan bangsa,” tegas pria yang juga Ketua Forum Peternak
Indonesia (Forpindo) ini.
Sementara
Menteri Pertanian Suswono dalam sambutannya mengungkapkan, konsumsi daging di
Indonesia masih sangat kurang dengan negara tetangga. “Masyarakat Indonesia
rata-rata mengonsumsi daging, baik ayam maupun sapi, satu kilogram dalam 3
bulan. Di Malaysia saja sebulan rata-rata konsumsi dagingnya tiga kilogram,” kata
Suswono
Menurut
Menteri asal PKS ini, pihaknya mengupayakan secara maksimal agar semua pihak
yang terkait dengan swasembada pangan daging, utamnya dapat memberikan usaha
yang maksimal dan berdampak positif pada para pedagang, peternak, dan masyarakat.
“Kita
akui, biaya transportasi sapi hidup impor lebih murah daripada yang kita
datangkan dari NTT dan NTB. Karena itu, segala sesuatu yang menyakut insfrastruktur,
jaring tata niaga, kita perbaiki lebih baik kedepannya,” jelas Suswono.
Dalam
acara tersebut para peternak mendapatkan penghargaan yang diberikan kepada
peternak sapi hasil inseminasi buatan terbaik. Penilaian berdasar ukuran badan sapi
yang dapat menghasilkan daging banyak dan sehat. Penghargaan diberikan kepada
peternak serta kelompok peternak.