![]() |
Kabid Peternakan Pemkab Jember, Hanifah, SPt |
Berdasarkan
data yang ada, bahwa setiap tahun pertumbuhan
penduduk mengalami peningkatan rata-rata 1,5 persen dan pertumbuhan ekonomi
meningkat antara 2 - 6
persen, maka diperkirakan permintaan daging dan susu akan terus meningkat.
Keadaan seperti
ini bila tidak dilakukan upaya untuk meningkatkan populasi dan produksi, maka
tidak akan dapat memenuhi permintaan kebutuhan daging dan susu sapi dalam
negeri. Oleh karena itu diperlukan upaya memotivasi peternak dalam pemeliharaan
ternak yang lebih maju dan menguntungkan melalui pembinaan yang dapat
meyakinkan.
Pemeliharaan
ternak bukan lagi hanya dianggap sebagai tabungan atau pekerjaan sampingan,
melainkan sudah dikelola dengan baik menuju kearah yang lebih maju dangan
harapan peternak dapat mengerti dan menyadari arti pentingnya produktivitas
ternak.
Untuk menyikapi
hal tersebut, salah satu upaya untuk meningkatkan populasi dan
produktivitas ternak sapi dapat dilakukan melalui kawin suntik yang dalam
bahasa ilmiahnya adalah Artificial Insemination (AI) atau Inseminasi Buatan (IB).
Hal tersebut adalah sebagai salah satu upaya
penerapan teknologi tepat guna untuk meningkatkan populasi dan mutu genetik
ternak, sehingga dapat menghasilkan keturunan/ pedet dari bibit pejantan unggul.
Inseminasi Buatan merupakan
sistem perkawinan pada ternak sapi secara buatan yakni suatu cara atau teknik
memasukkan sperma atau semen kedalam kelamin sapi betina sehat dengan
menggunakan alat inseminasi yang dilakukan oleh manusia (Inseminator) dengan
tujuan agar sapi tersebut menjadi bunting. Semen adalah mani yang beradal dari
sapi pejantan unggul yang dipergunakan untuk kawin suntik atau inseminasi
buatan.
Menurut Bidang
Peternakan Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Jember Hanifah,
SPt staf saat ditemui wartawan Senin
(17/11) mengungkapkan, “ Inseminasi Buatan atau IB mulai diperkenalkan masuk Jember
sekitar tahun 1977 dan di kembangkan tahun 1985 an. Kebanyakan peternak di
kawasan wilayah Jember bagian selatan. Awalnya peternak melakukan IB secara
gratis tidak membayar karena merupakan
program pemerintah untuk peningkatan produktifitas ternak, “ katanya.
Masih menurut
wanita berparas ayu ini, “ secata general jumlah populasi ternak potong di Jember +- 225.000 ekor (hasil Sensus
Pertanian/Ternak tahun 2012). Kini sudah meningkat 90% peternak menggunakan
metode Inseminasi Buatan, kecenderungan masyarakat Jember mengembangakan sapi Limusin Simental karena banyaknya permintaan
pasar. Sebaran ternak sapi hasil IB di Jember hampir merata namun paling padat
populasinya terutama di daerah Ambulu, Wuluhan, Puger, Gumukmas, Sumber baru
dan Sumberjambe, “ jelasnya.