Translate

Iklan

Iklan

Kecam Kekerasan, Jurnalis Jember Gelar Tahlilan

7/04/14, 19:00 WIB Last Updated 2014-07-04T23:08:14Z
Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com. Sejumlah jurnalis Jumat (4/6) menggelar Doa bersama dan Tahlilan di Masjid Polres Jember.  Aksi simpatik ini  dilakukan sebagai bentuk keprihatinan atas kekerasan yang kembali terjadi di dunia pers.

Aksi yang digawangi Aliansi Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Tapal Kuda, dan beberapa wartawan media cetak dan elektronik ini sebagai bentuk keprihatinan sekaligus protes terhadap aksi anarkis yang dilakukan massa organisasi sayap salah satu partai politik,  yakni aksi corat-coret di kantor pemberitaan tvOne di Pulogadung, Jakarta Timur, dan Yogyakarta didatangi massa.

Saat memasuki masjid, puluhan wartawan langsung duduk bersila membentuk lingkaran.  Semua kamera dan ID Card kemudian mereka letakkan ditengah. Winarno, Wartawan Kompas.com memimpin tahlilan tersebut dan kemduian dilanjutkan dengan doa yang dipimpin oleh Fatkhul Hadi yang merupakan wartawan senior Prosalina FM. Usai menggelar tahlilan, koordinator aksi Samsul Choiri, menyatakan sikap atas kasus anarkisme tersebut.

“Yang pertama kita mengecam dan mengutuk keras tindakan melawan hukum dan melecehkan kerja jurnalistik,” kata Samsul, yang juga kontributor Tvone. Pihaknya juga meminta kepolisian mengusut peristiwa yang sudah diluar batas kewajaran dan segera memproses hukum pelaku premanisme.

Mereka juga mendesak perusahaan media netral dalam pemberitaan Pilpres 2014. “Serta melindungi para wartawannya dilapangan,” tegas Samsul, yang menjabat wakil ketua bidang Advokasi IJTI Tapal Kuda. Yang terakhir, lanjut Samsul, dia mengajak semua pihak menjaga kondusifitas jelang Pilpres 2014 dan mendukung penuh keamanan dan kelancaran Pilpres 9 Juli mendatang.

Usai menyatakan sikap, puluhan wartawan saat itu rencananya menemui Kapolres Jember AKBP Awang Joko Rumitro SIK. Namun karena sedang sibuk, akhirnya ditemui Kasubag Humas AKP Edy Sudarto. Wartawan meminta agar polisi turut berperan serta melindungi wartawan yang menjalankan tugasnya dilapangan. Terlebih dari itu, wartawan meminta agar pelaku kekerasan terhadap wartawan diusut tuntas.

Menanggapi hal itu, Edy Sudarto menegaskan bahwa terkait masalah kekerasan, siapapun orangnya pasti akan ditindak dan diusut sesuai hukum yang berlaku. “Jadi bukan hanya wartawan saja, tapi semua masyarakat tanpa terkecuali,” tegas Edy. Untuk Jember sendiri, lanjut Edy, pihaknya mengaku prihatin atas peristiwa anarkisme yang menimpa salah satu kantor televisi di Jakarta dan Jogjakarta.

 “Namun saya yakin, teman wartawan mengemban fungsi jurnalis dengan profesional dan proporsional, saya kira tidak akan ada benturan-benturan,” jelas Edy. Apalagi eskalasi politik akhir-akhir ini mengalami peningkatan, menjelang Pilpres 9 Juli mendatang. Sehingga segala pemberitaan disemua media diharapkan berimbang dan tidak memancing benturan.

Pihaknya juga semakin meningkatkan kewaspadaan dengan terus meningkatkan patroli disemua wilayah. “Semua ini dilakukan untuk menjaga Kamtibmas, agar pelaksanaan Pilpres mendatang bisa berjalan aman dan lancar,” pungkasnya. Usai melakukan aksi itu, semua wartawan akhirnya membubarkan diri dan langsung meninggalkan Mapolres.

Seperti dikutip disejumlah berita online nasional, Rabu (02/7) malam, kantor pemberitaan tvOne di Pulogadung, Jakarta Timur, dan Yogyakarta didatangi massa organisasi sayap PDIP, yaitu Perjuangan Demokrasi (Repdem). Kantor tvOne dicorat-coret dan disegel paksa. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes pemberitaan yang menuding PDIP adalah orang-orang Partai Komunis Indonesia. (edw)
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Kecam Kekerasan, Jurnalis Jember Gelar Tahlilan

Terkini

Close x