Kebijakan Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri (Stain) diabggap bagian konglomerasi Pimpinan STAIN. Menurut koordinator aksi Ahmad Toyibur
Rohman, pimpinan STAIN sebelumnya sempat mewacanakan Kartu Tanda Mahasiswa
(KTM) dan kartu perpustakaan bisa digunakan ATM BRI. Namun realisasinya, tak
ubahnya ATM reguler seperti nasabah bank lainnya.
"Berarti kami hanya digiring menjadi nasabah bank tunjukan kampus," sesalnya. Selain itu, Toyibur juga mengungkapkan, bahwa setiap mahasiswa di STAIN Jember juga harus mengganti biaya ATM Rp 100 ribu setiap mahasiswa.
"Berarti kami hanya digiring menjadi nasabah bank tunjukan kampus," sesalnya. Selain itu, Toyibur juga mengungkapkan, bahwa setiap mahasiswa di STAIN Jember juga harus mengganti biaya ATM Rp 100 ribu setiap mahasiswa.
Bukan hanya persoalan ATM yang
disoal. Transparansi anggaran dana perpustakaan di STAIN Jember pun, tak luput
dari sorotan mahasiswa. Bahkan, sejumlah mahasiswa tersebut menuding, jika ada
penyelewengan biaya operasional perpustakaan kampusnya.
"Hasil LPJ tahun 2012, anggaran
perpustakaan lebih dari Rp 2 Milyar. Tapi realisasinya, sejak tahun 2012 hingga
2014, buku baru di perpustakaan hanya ada sekitar 150 eksampler," ungkap
mahasiswa Jurusan Syariah tersebut.
Bukan hanya itu, aktivitas
perkuliahan hingga hari Sabtu di kampusnya itu, mereka nilai sebagai bentuk
ketidaksiapan kampus memenuhi fasilitas perkuliahan. "Jika faslitas siap,
tentunya kuliah tidak sampai pada hari Sabtu," tegas Toyibur.
Aksi yang digelar sejak Senin, Selasa
dan Rabo, bakal terus digelar sebelum ketua STAIN Prof. Babun memberikan
penyelasan kepada mahasiswa. Namun, Babun yang ditunggu kehadirannya, tak
kunjung menemui ratusan pendemo karena masih ada di Jakarta. "Pak ketua
masih di Jakarta ada keperluan dinas," kata Soekarno, pembantu ketua III
Bagian Kemahasiswaan STAIN Jember.
Di hadapan ratusan pendemo, Soekarno
menegaskan bahwa kebijakan pimpinan STAIN Jember, dalam realisasi tri fungsi
ATM, tidak ada kata lain kecuali untuk menjawab tuntutan dunia pendidikan
modern. "Pak ketua ingin STAIN seperti Unej, yang memiliki ATM, KTM dan
kartu anggota perpustakaan dalam satu kartu," jelasnya.
Namun jika kebijakan itu ditolak
mahasiswa, sebagai wakil pemimpin tertinggi di kampus STAIN Jember, dirinya
hanya bisa menyampaikan aspirasi mahasiswa tersebut. "Maksudnya pak ketua
itu baik. Jika itu ditolak mahasiswa, nanti saya sampaikan ke pak ketua. Beliau
Jumat baru tiba di Jember," imbuh Soekarno.
Ratusan pendemo rupanya tak puas
dengan jawaban pembantu ketua III tersebut. Bahkan di lokasi demonstrasi, para
pendemo mengirimkan sms kekecewaannya kepada Ketua STAIN Jember secara
berjamaah. "Mari kita kirim sms bahwa kami kecewa dengan sikap ketua
STAIN," ajak salah seorang orator.
Diakhir aksi mahasiswa yang tergabung
dalam aliansi mahasiswa peduli STAIN Jember tersebut, sempat terjadi aksi
saling dorong antara pendemo dengan Satpam Kampus. Sebab, aksi bakar ban bekas
yang sebelumnya dilakukan di luar gedung, akan dilakukan didalam ruangan kantor
pimpinan STAIN Jember. Melihat aksi yang membahayakan itu, Satpam memilih
memadamkan api. (edw/midd)