Menurut istri korban, Siti
Aminah, peritiwa ini terjadi cukup singkat. Menjelang adzan isya’, sekitar pukul 07.00 Wib tiba-tiba
rombongan sepeda motor berhenti diluar pagar rumahnya, membunyikan suara motornya
keras-keras sembari mengeluarkan kata-kata kotor yang bernada menantang, “kalau
berani keluar! ayo keket (berkelahi), saya tunggu ditimur,” katanya menirukan
tantangan pelaku.
Tak berselang lama, masa
yang beringas itu melempari rumah korban dengan batu dan botol bekas, sehingga
beberapa bagian rumahnya rusak. Terlihat kaca jendela bagian depan sebelah
kanan pecah, tak hanya itu, musholla
yang berada persis di depan rumahnya juga menjadi sasaran pelemparan masa.
Terlihat kaca musholla pecah berserakan, atap dan gentingnya juga tampak
berlubang.
Menantu korban, Anshori
menuturkan, dirinya tak mengetahui secara pasti berapa jumlah masa tersebut. Sebab
saat itu, ia dan keluarganya sedang berkumpul di dalam rumah, sedang mertuanya
berada di musholla. “Mendengar ribut-ribut diluar saya sempat keluar, namun
karena ada lemparan batu dan botol bekas akhirnya saya kembali masuk ke dalam
rumah,” tuturnya, Jum’at (28/11).
Beruntung tak ada korban
terluka dari aksi tersebut, namun sang nenek, Hj. Siti Hotijah langsung shock
dan terserang stroke, “mungkin karena kaget, nenek saya langsung stoke,” imbuh
Anshori. Paska kejadian ini, keluarganya menjadi trauma dan was-was ketika ada kendaraan
bermotor yang melewati rumahnya.
Menurut informasi, peristiwa
ini dipicu perbedaan pilihan figure calon kepala desa. Sebab, Suroto menjadi
pendukung salah satu calon kepala desa dari wilayah lain, padahal di daerahnya
ada seorang calon yang juga maju sebagai kandidat. Di duga karena tidak terima
calon yang mereka usung kalah, sejumlah masa dari pendukung calon tersebut
melakukan teror.