
Dari pengakuan ibu
berputra 1 ini, dirinya saat itu ditawari pekerjaan bibinya namun tidak
dijelaskan kerja dimana dan sebagai apa. Karena kebutuhan ekonomi, korbanpun
mau saja saat ditawari pekerjaan, apalagi yang menawari oleh bibinya sendiri,
korban langsung percaya.
“Saat itu saya diajak bibi
saya ke pertigaan desa yang menuju desa Pakis, sesampai di pertigaan, saya
diajak oleh 2 wanita yang tidak saya kenal menuju Rambipuji, setelah itu saya
naik bus, cuma dalam perasaan saya, arah bus menuju ke timur,” ujar Rohmah
panggilan akrab korban.
Selama perjalanan di dalam
bus, korban mengaku tidak ingat apa-apa sama sekali, dirinya seperti dibius,
ketika sadar, dirinya berada dalam sebuah gudang yang dipenuhi gambar-gambar
tattoo, selama sehari didalam gudang sendirian, korban merasa ketakutan karena
berada ditempat yang asing, namun saat malam hari tiba, pintu gudang tempat
dirinya di ‘sekap’ ada 2 wanita lagi yang seusianya dimasukkan seseorang sambil
menangis.
“Saat itu malam hari,
karena ada teman yang baru datang dan menangis terus, saya semakin ketakutan,
lalu saya telpon orang tua saya, saat saya telepon, ada 2 lelaki bertubuh besar
merampas HP saya, dan merusaknya,” ujar korban.
Keesokan harinya, korban
dijemput oleh 2 wanita yang membawanya dari pertigaan Desa Panti Rambipuji
Jember, dan naik ankutan umum, ditengah perjalanan, korban nekat melompat dan
tertabrak sepeda motor warga setempat, kepada penabrak, korban minta tolong
agar segera dibawa menjauh dari angkutan karena takut.
“Yang nabrak saya namanya
Dandy dan saya minta tolong kepadanya, dengan menggunakan HP nya, saya
menghubungi suami saya, untuk dijemput di Pelabuhan Tanjung Perak,” ujar
Korban.
Sementara itu Suswanto
suami korban, langsung menjemput istrinya di pelabuhan Tanjung Perak Surabaya,
“Saya waktu itu dikasih tau oleh mas Dandy yang menolong istri saya, kata Mas
Dandy saya disuruh jemput di pelabuhan
Surabaya,” ujar Suswanto.
Dari Penjemputan istrinya
di pelabuhan, Suswanto sempat ketemu dengan Dandy dan menanyakan alamatnya,
“Dandy mengaku kepada saya kalau rumahnya di Mamuju Sulawesi, danusai mengantar
istri saya, dia langsung balik ke Sulawesi,” ujar Suswanto.
Suswanto sendiri
sebelumnya pernah melaporkan kasus istrinya yang hilang ke pihak Polres Jember
pada Sabtu (29/11) lalu, saat itu ia juga melaporkan Samik yang tak lain
bibinya, karena telah membawa kabur istrinya.
“Dulu saya pernah
melaporkan kasus istri saya yang hilang ke Polres Jember mas, bibi saya sempat
mengelak kalau membawa kabur istri saya, tapi tetangga saya banyak yang tahu
kalau istri saya waktu terakhir kali terlihat bareng dengan bibinya,” ujar
Suswanto.
Kini setelah istrinya
kembali, Suswanto bersama istrinya kembali melaporkan bibinya ke Polres Jember,
“Dulu saya melaporkan bibi karena membawa kabur istri saya, sekarang istri saya
yang melaporkan karena mencoba menjual istri saya, saya ingin bibi istri saya
ini mempertanggun jawabkan perbuatannya,” ujar Siswanto. (mam/kik/eros)