
Jika kita tidak bisa mengantisipasi
derasnya arus informasi tersebut, dikhawatirkan masyarakat di wilayah Kabupaten
Jember yang memiliki karakteristik agamis akan tergerus arus tersebut, bahkan
akan berdampak pada rentannya pertahanan wilayah maupun pertahanan negara.
Hal yang paling nampak dapat kita
jumpai menurut Komandan Kodim 0824/Jember Letkol Wirawan Yanuartono, adanya
penyimpangan pola tindak dan pola sikap pada saat terjadinya permasalahan
dimasyarakat, budaya gotong royong dan musyawarah mufakat sudah tidak nampak
lagi, Tegasnya Minggu (7/12)
Bahkan menurut Letkol Wirawan
Yanuartono terjadinya aksi-aksi massa yang menjurus pada tindakan anarkis, yang
dipicu oleh permasalahan-permasalahan keciL semakin marak, Hal tersebut
menjelaskan bahwa sifat dan karakteristik ancaman bangsa telah bergeser seiring
dengan perkembangan teknologi.
“Kemungkinan terjadinya perang
konvensional antar dua negara dewasa ini semakin kecil, namun, adanya tuntutan
kepentingan kelompok telah menciptakan perang-perang jenis baru. diantaranya,
perang proxy (Proxi War).” Jelas Wirawan,
sang Komandan yang dekat dengan masyarakat ini.
Proxy War adalah sebuah
konfrontasi antar dua kekuatan besar dengan menggunakan pemain pengganti untuk
menghindari konfrontasi secara langsung dengan alasan mengurangi risiko konflik
langsung yang berisiko pada kehancuran fatal.
Biasanya, pihak ketiga yang
bertindak sebagai pemain pengganti adalah negara kecil, namun juga bisa non
state actors yang dapat berupa LSM, ormas, kelompok masyarakat, atau
perorangan. Sehingga melalui perang proxy ini, tidak dapat dikenali dengan
jelas siapa kawan dan lawan karena musuh mengendalikan non state actors dari
jauh.
Proxy war telah berlangsung di
Indonesia dalam bermacam bentuk, seperti gerakan separatis dan lain-lain dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, lepasnya Timor Timur dari Indonesia yang
dimulai dengan pemberontakan bersenjata, perjuangan diplomasi, sampai munculnya
referendum merupakan contoh proxy war yang nyata.
Hal tersebut akan sangat
memungkinkan muncul kembali melalui permasalahan-permasalahan lain yang tidak
segera terselesaikan, yang akan dijadikan celah oleh pihak-pihak yang
berkepentingan. “ Paparnya
Lanjut Wirawan Yanuartono,
memandang perlu adanya lagkah-langkah kongkrit dan terpadu oleh pihak-pihak
terkait sehingga mampu menjadikan filter di era serba terbukan seperti saat
ini, untuk itu melalui acara-acara yang ada diwilayah dimana Kodim 0824/Jember
dan koramil jajarannya mendapatkan undangan untuk memberikan materi, hal
tersebut harus digunakan untuk mensosialisasikan Proxi War. “ Tegas Wirawan
Dengan bahaya-bahaya yang
diakibatkannya. Sehingga mampu memberikan pemahaman kepada semua elemen
masyarakat untuk melakukan tindakan-tindakan antisipatif dengan selalu mengenali
dan menyadari bermacam tantangan dan ancaman bangsa
tersebut untuk kemudian bersatu padu dan bersinergi menjaga keselamatan bangsa
dan negara.
Sejumlah aksi yang
dapat dilakukan oleh masyarakat dalam rangka menangkal Proxy War yang mengancam
keutuhan NKRI, diantaranya dengan selalu mengidentifikasi dan mengenali
masalah, ahli dalam bidang disiplin ilmu masing-masing, melakukan gerakan
pemuda berbasis wirausaha, dan mengadakan komunitas belajar serta merintis
program pembangunan karakter dengan penanaman Wawasan Kebangsaan, Bela Negara
dan meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air secara aktif kepada masyarakat.
Kewaspadaan masyarakat harus senantiasa kita tingkatkan dalam rangka
menagtisipasi Proxy War yang jelas-jelas mengancam keselamatan bangsa dan keutuhan
NKRI.
Demikian halnya yang disampaikan Kapten
Inf Ismianto saat memberikan materi pada Diklat BPBD di Hotel Bandung Permai
Jember, sa’at memberi pengarahan dan penguatan Relawan Relawan BPBD Kab. Jember