Padahal sebelumnya KS dikisaran
3.700 – 3.900, sedangkan KG mencapai 5.000. Turunnya harga menyebabkan
keuntungan petani berkurang, “Sebelum
masa panen, sebenarnya cukup bagus, namun tidak berlangsung lama, saat ini kembali
turun antara Rp. 300 hingga 500" keluh Heri Prasetyo (30), Rabu (1/4),
Petani asal Desa Kesilir,
Kecamatan Wuluhan ini menduga tutunnya harga gabah ini karena panen raya di
berbagai daerah di Jember, terutama dikawasan selatan. Saat panen raya, kata dia,
ketersediaan gabah berlimpah. Untuk itu peran Bulog diperlukan untuk menyerap
langsung gabah petani," harapnya.
Hal senada diungkapkan Imam
Syafi’i (39). Petani asal Kecamatan Puger, turunnya harga gabah membuat petani
terancam merugi. Pasalnya biaya produksi cukup besar, apalagi dirinya petani
penyewa, "biaya yang kami keluarkan cukup besar karena harga obat-obatan
pemberantas hama naik hingga 30 persen, belum lagi saat masa tanam kemarin
harga pupuk juga melambung cukup tinggi," ucapnya.