
Informasi yang dihimpun
menyebutkan, aksi perkelahian itu dipicu saling senggol saat pagelaran musik digelar
oleh panitia. Kawanan pemuda yang ditengarai sebagai biang keributan itu, tak
terima saat temannya tersenggol penonton lain. Tak ayal, adu jotos pun tak
dapat dihindarkan.
Akibatnya suasana menikmati
hasil kreasi siswa tingkat dasar dan menegah, menjadi gaduh. Sejumlah pelajar dan pemuda yang terlibat
bentrok, diseret panitia dan warga ke kantor polisi. “Mereka sempat masuk ke
stand kami, katanya mereka dari Desa Kasiyan,” kata guru pendamping SMK PGRI 5
Kencong, Minggu (24/5).
Menurut Idris, warga Puger,
kejadianya sampai dua kali. "siang
dan sore hari. saat hendak melerai saya juga mau disikat," kata Pria yang
juga sekretaris LSM Garis Putih Puger, menurutnya bentrok pertama sedikitnya 8
pemuda yang diamankan polisi. "Tapi bentrok kedua, jumlahnya lebih banyak,"
akunya.
Dia menilai positip,
adanya pameran pendidikan tersebut. Apalagi, di Puger sudah lama tak ada kegiatan
semacam itu. Namun dia menyayangkan, jika perhelatan yang seharusnya menjadi
ajang kreasi siswa itu, tercoreng. "Kalau ada tawuran saya minta tangkap
tegas saja pelakunya," pintanya.
Sementara itu, Kepala Sekolah
SMK Teknologi Balung, Rahmadi Omsidarto, menyayangkan adanya kejadian tawuran
yang dinilainya dapat mencoreng kegiatan ini. Padahal di pameran tersebut ada
banyak implementasi pendidikan inovatif.
Seperti yang dipamerkan
sekolahnya, beton berbahan baku limbah kaca dan sekam kulit padi misalnya,
menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung yang melihat stand siswanya.
Tak hanya itu, praktik serta service gratis mesin motor injeksi juga yang
paling banyak diminati warga. "Banyak montir bengkel motor yang mengaku
kesulitan memperbaiki mesin injeksi. Di pameran ini kami tampilkan untuk memperkenalkan
hasil kreatifitas para siswa," katanya.
Sebenarnya kata Rahmadi,
memperbaiki motor injeksi tak begitu sulit bahkan lebih mudah daripada motor
yang menggunakan karburator. "Namun bedanya saat mendeteksi persoalan
mesin yang bermasalah, montir injeksi harus menggunakan Diagnostic Tool,"
jelasnya.
Dia berharap, pameran
pendidikan semacam itu harus kembali digelar dan terus didukung Pemerintah
Kabupaten (Pemkab) Jember. "Saya nilai pameran seperti ini banyak
manfaatnya. Apalagi sekolah swasta seperti sekolah kami," ujarnya. (ruz)