Para siswa-siswi di Fullday Elementary School Hidayatul
Murid, Desa Ampel, Kecamatan Wuluhan beserta sejumlah guru yang menempati salah
satu ruang kelas, tampak dengan khusuk membaca tahlil dan mendo’akan jama’ah
haji yang menjadi korban ketika melakukan jumroh
aqobah.
“Selain untuk mendo’akan
jama’ah haji yang menjadi korban dalam insiden lempar jumroh di Mina. Do’a
bersama ini juga bertujuan untuk mengasah nilai-nilai kemanusiaan para siswa,” Demikian
kata Shodiqin, Wakil Kepala Sekolah Hidayatul Murid, seusai memimpin acara do’a
bersama tersebut.
Menurutnya, do’a bersama
itu juga sebagai bentuk Ukhuwah Islamiyah yakni rasa persaudaraan antar sesama
umat islam yang turut berduka saat kamu muslim di belahan bumi yang lain
tertimpa musibah. “Karena sesama muslim kita bersaudara sehingga harus saling
mendo’akan,” ujarnya.
Clarisa Safa Ailin Ramsi, siswi
kelas 5 mengatakan, do’a tersebut dilakukan agar arwah para jama’ah haji yang
meninggal diterima oleh Tuhan dan dapat masuk surga. Selain itu dia juga
berharap pelaksanaan ibadah haji tahun depan bisa berjalan lancar dan selamat,
sehingga musibah di musim haji tahun ini tidak terulang kembali.
“Semoga semua arwah
jama’ah haji yang meniggal diterima oleh Allah dan dijadikan sebagai haji yang
mabrur. Terus, untuk pelaksanaan ibadah haji pada tahun depan dapat berjalan
lancer dan selamat, sehingga apa yang terjadi pada tahun ini tidak terulang
kemabali,” harapanya.
Meski usianya masih 11
tahun, Caca demikian Clarisa Safa Ailin Ramsi dia disapa, setelah melakukan
do’a bersama dengan ratusan temannya terlihat termenung, seakan sudah bisa
merasakan kepedihan keluarga jama’ah haji yang meninggal dalam insiden yang
menewaskan lebih dari 700 orang tersebut.
Siang itu, Caca masih
membayangkan berita yang dilihatnya di televisi tentang jatuhnya korban akibat
berdesak-desak di terowongan Mina, sesaat sebelum dia berangkat sekolah.
“Saya mengetahuinya tadi
pagi di televisi, sebelum berangkat sekolah. Saya tadi berdo’a bersama
teman-teman dan bapak ibu guru, semoga arwah para jama’ah haji yang meninggal
diterima oleh Allah dan menjadi haji mabrur,” ujarnya, seusai mengikuti
kegiatan do’a bersama disekolahnya.
Caca mewakili sejumlah
murid lainnya yang bertanya kepada sang guru, apa gerangan yang menjadi
penyebab terjadinya peristiwa yang memakan korban ratusan jiwa tersebut. Dan
hikmah apa yang bisa dipetik sebagai pelajaran?
“Saya juga tidak tahu
persis apa yang menjadi penyebab pastinya, namun tadi saya sampaikan kepada
seluruh siswa bahwa perjuangan ibadah haji itu cukup berat, harus dengan
keteguhan hati dan niat yang sungguh-sungguh,” kata Shodiqin, wakil kepala
tempat Caca bersekolah.
Menurut Shodiqin, melempar
jumrah adalah simbol keteladanan Hajar yang menunjukkan sikap perlawanan
terhadap setan. “Dalam suatu riwayat dikatakan bahwa sewaktu Ibrahim membawa
Ismail untuk disembelih, setan membujuk Hajar agar menghentikan langkah
suaminya itu. Namun bukannya menuruti bujukan setan, Hajar malah mengambil batu
dan melemparinya berkali-kali,” jelasnya.
Shodiq juga menyampaikan,
agar terus berdisiplin dalam melakukan setiap aktifitas. Sebab, sesuai berita
yang dia baca, insiden tersebut berawal dari sikap indisipliner jama’ah haji
saat melewati terowongan Mina. “Setelah
do’a bersama tadi, kepada siswa kami sampaikan untuk menanamkan nilai disiplin
diri. Agar peristiwa di terowongan Mina tidak kembali terjadi,” paparnya.
Dari info yang digali dari
berbagai sumber, jumlah korban yang meninggal dalam tragedi Mina terus bertambah.
Direktorat Pertahanan Sipil Arab Saudi melaporkan jumlah korban tewas mencapai
717 orang dan 805 lainnya luka-luka dari jumlah sekitar dua juta orang
melakukan ibadah haji. (ruz/midd)