
Jasad orok yang
ditemukan pertamakali oleh 3 remaja warga dusun setempat bernama Angga (15),
Luki dan Igo (15) pada Rabu (2/12) sekitar pukul 14.00 WIB. Ketika itu, ada
seorang laki-laki dan perempuan yang sedang mandi di sungai
kecil.
Ketika ada Angga lewat,
mereka menyuruh membuka bungkusan yang sangat berbau. Namun karena takut,
akhirnya Angga memanggil dua temannya yang bernama Luki dan Igo yang sedang
bermain di SPBU Gombol, hanya berjarak kurang lebih 150 meter dari lokasi
penemuan bungkusan kain putih tersebut.
“Begitu kami buka,
ternyata isinya jasad bayi yang sudah dalam kondisi membusuk. Baunya sangat menyengat sekali, warna jasadnya sudah menghitam. Tadinya saya
kira kucing, eh setelah saya amati dengan seksama ternyata bayi kecil,” ungkap
Luki di amini 2 temannya.
Karena takut,
ketiga anak remaja ini berlari ke jalan raya dan berusaha mencari bantuan.
Tepat di timur lokasi ada penjual es yang membuka warung di pinggir jalan. “Saya sampaikan soal mayat bayi itu ke penjual es. Dan
dia langsung menuju ke lokasi. dan segera melapor ke kepala dusun setempat,”
katanya.
Usai
menerima laporan , akhirnya
beberapa aparat desa, kepolisian dan tim medis dari Puskesmas Singojuruh,
datang ke lokasi. Mereka berusaha untuk membuktikan laporan dari warga soal
penemuan mayat bayi di bawah pepohonan jati ini.
Kabar tersebut
menyebar cepat sehingga warga sekitar dan sejumlah pengendara yang sedang
melintas berhenti. Beberapa warga yang berdatangan tak sedikit yang kasihan
melihat kondisi orok malang itu. Bahkan mereka juga mengutuk orang tua bayi
yang telah tega membuang darah dagingnya sendiri.
“Kayaknya ini
hasil hubungan terlarang yang membuat pelakunya malu lalu nekad membuangnya.
Padahal kalau mau baik-baik kan masih banyak orang lain mau merawatnya, kok malah
dibuang sampai mati,” sesal Sulistiyono (31), warga setempat.
Kepala Desa
Benelan Kidul, Tatang Suraji, menduga orang tua pembuang orok bayi itu bukan
warganya. Keyakinan kades tersebut karena di sekitar lokasi tidak terlihat
adanya perempuan hamil yang melahirkan secara premature. “Yakin ini ulah orang
luar Dusun Gombol. Mungkin saja itu hasil hubungan gelap lalu dibuang jauh dari
tempat tinggalnya,” ujarnya.
Kapolsek
Singojuruh AKP. Priono, MH, membenarkan kronologis penemuan orok bayi tersebut.
Dari hasil pemeriksaan para medis Puskesmas Singojuruh, dinyatakan jika yang
ditemukan tersebut betul orok bayi yang berusia sekitar lima bulan.
“Perkiraan sudah
dibuang sekitar empat hari lalu, jenis kelaminnya juga sulit diketahui karena
sudah membusuk,” ujar mantan Kapolsek Asembagus, Polres Situbondo, itu seraya
berjanji akan melakukan lidik terhadap pelaku atau orang tua yang tega membuang
oroknya tersebut. (pong/kim)