
Sejumlah Banser NU dan Para pecalang tampak berkeliling melakukan
patroli ke banjar-banjar tempat umat Hindu yang sedang melaksanakan tapa brata
penyepian. Mereka ingin memastikan bahwa kondisi saat ritual tetap tenang dan
kondusif.
Di banjar Patoman tengah, Desa Patoman toleransi antar-umat
beragama sangat tinggi. “Ketika kami punya acara keagamaan, Banser NU sering
terlibat mengamankan acara, begitu sebaliknya,” ungkap Klian adat Patoman
tengah, I Gusti Putu Sudana.
Kondisi ini sudah berlangsung sejak puluhan tahun. Warga antar
umat beragama sudah hidup rukun dan damai, meskipun berbeda agama, suku dan
RAS. “ Tidak pernah ada cek-cok diantara kami, dan rasa kekeluargaan diantara
kami sudah terjalin cukup lama,” cetusnya
Kehadiran pasukan Banser NU tidak hanya pada peringatan nyepi,
saat perayaan tawur agung kesanga dan kirab ogoh –ogoh, berpartisipasi dalam
pengamanan pengendara yang menjadi rute kirab ogoh-ogoh. “ Kami sangat
terbantu, inilah yang membuat Indonesia kuat,” terang I Gusti Putu Sudana
Sementara, Komandan Satkorcab Banser NU Banyuwangi, Mashud
mengatakan, pengamanan yang dilakukan Banser NU tersebut adalah bagian
pluralisme dalam menjaga kebersamaan di tengah keberagaman beragama. Hal ini
dilakukan guna melanggengkan kerukunan antar umat beragama.
Kehadiran Banser NU, juga untuk meminimalisir warga muslim yang berlalu
lalang. “ Jika ada warga muslim yang akan melintas di jalan, kami tegur dan
diberi pengertian agar mencari jalur alternatif lain sehingga tidak mengganggu
umat hindu yang sedang melaksanakan hari raya nyepi,” jelas Mashud
Kegiatan pengamanan bersama pecalang lanjut Mashud, bukan hanya
kali ini saja. Setiap agenda kegiatan hari raya umat lain, seperti natal,
Banser NU juga terlibat dalam pengamanan dengan berkoordinasi bersama TNI AD,
dan Polri. Penjagaan tersebut akan dilakukan sampai perayaan nyepi selesai.
(yan)