Banyuwangi,
MAJALAH-GEMPUR.Com.
Untuk memastikan warganya yang sedang sakit tertangani dengan baik. Bupati
Banyuwangi Minggu siang hingga sore (5/3), berkeliling ke sejumlah rumah-rumah
warga miskin yang sakit.
Kegiatan Ini sekaligus mengecek penanganan pelayanan kesehatan dan
memastikan langsung, setiap laporan via SMS Center dan medsos tertangani dengan
baik. Selama ini Puskesmas-Puskesmas
sudah menjalankan program jemput bola ke rumah warga yang sakit, terutama warga
miskin dan lansia.
Program ini akan terus diintensifkan dan jadi indikator kinerja
aparat kesehatan. Evaluasi puskesmas, kepala rumah sakit, dan Kadis kesehatan
di antaranya akan ditentukan dari respons penanganan warga miskin yang sakit. ”Jadi
dokter dan perawatnya yang datang ke warga, bukan sebaliknya,” ujar Abdullah
Azwar Anas.
Model layanan jemput bola menurutnya adalah bagian dari solusi
layanan kesehatan bagi warga. Dia mencontohkan, warga lanjut usia (lansia)
cukup kesulitan untuk berangkat ke Puskesmas, apalagi lansia yang tinggal
sebatang kara.
Meski berobat dengan BPJS Kesehatan dan atau jaminan kesehatan
daerah tidak berbayar, warga miskin dan lansia terkadang kesulitan karena
mengeluarkan biaya transportasi. ”Karena itulah, petugas yang harus jemput
bola, kepada mereka” tegasnya.
Kunjungan pertama Anas adalah ke rumah Ibu Nuraini Ekayanti di
Desa Genteng Wetan yang mengalami kanker indung perut. Nuraeni telah dirujuk ke
RSUD Genteng dan segera dikemoterapi di rumah sakit milik Pemprov Jatim, RSUD
dr Soetomo di Surabaya.
”Tinggal menunggu pemeriksaan besok (6/3) untuk memastikan
kesehatannya, setelah itu dirujuk ke Surabaya. Dan semua pengobatannya telah
ditanggung oleh Pemkab Banyuwangi melalui mekanisme yang ada,” imbuh Kepala
Dinas Kesehatan Widji Lestariono.
Selanjutnya Anas menjenguk Beny Susanto, bocah 9 tahun di Desa
Kaligondo yang menderita hidrosefalus. Setelah mendapat perawatan dan
dioperasi, kondisi Benni makin membaik dan telah aktif bersekolah setelah
sebelumnya terhambat.
Satu bulan yang lalu dia telah dioperasi di RSUD Blambangan.
Penyakit hidrosefalus yang menyerang organ otak sebelumnya harus dirujuk ke
Surabaya, namun kini sudah bisa ditangani RSUD Blambangan, seiring dengan
berbagai tambahan fasilitas di rumah sakit daerah bertipe B itu. ”Alhamdulillah,
sekarang sudah tidak keluar cairan lagi dari matanya dan tak lagi mengeluh
sakit kepala,” ungkap Jamilah, ibunda Beny.
Anas mengatakan, strategi jemput bola efektif untuk menyelesaikan
permasalahan kesehatan warga. “Yang menarik adalah kemudian muncul semangat
gotong-royong. Semuanya terpanggil, mulai kepala desa, pengurus RT/RW, PKK,
komunitas, sampai pengusaha. Ini modal sosial yang bila dirawat dengan baik
bisa menyelesaikan masalah. Tentu pemerintah berterima kasih, karena tanpa
elemen lain, pemerintah tidak bisa berbuat optimal,” papar Anas.
Anas juga mengunjungi RM, warga perempuan berusia 14 tahun yang
menderita tuna rungu dan kini sedang hamil karena mengalami kasus asusila.
Permasalahan ini ditemukan setelah warga melapor ke call center Banyuwangi
Children Center (BCC). Tim BCC yang juga melibatkan aparat hukum segera
bergerak.
”Saya ingin menekankan, adik kita yang mengalami kekerasan seksual
hingga hamil ini jangan dihakimi secara sosial. Jangan di-bully. Ini sekarang
dalam pemantauan Puskesmas, gizinya juga dipantau karena dalam kondisi hamil.
Mentalnya dibangun lagi,” ujar Anas.
Bupati Anas juga mengunjungi kediaman Ibu Mesiyem di Desa
Tegalrejo. Selain memberikan bantuan sosial, Bupati Anas juga memastikan untuk
memberikan bantuan bedah rumah. ”Kita ingin memastikan alokasi dana desa yang
disalurkan ke desa dari APBD Banyuwangi telah bisa meng-cover permasalahan
seperti halnya Bu Masiyem ini,” pungkas Anas. (hms/him)