Tampak para pemain cilik ini cukup semangat, suara merdunya
alunan seruling dan pukulan musik terbuat dari kayu membuat para undangan dan
pengunjung seperti Dandim, sejumlah Jurnalis dan pengunjung tampak terpesona dan tak sadar kepalanya mangut-mangut menikmati kesenian
khas Jember ini.
Menurut pimpinan musik Patrol Saler, Mulyanto, dirinya
sengaja membina anak-anak mulai dari SD,
SMP dan SMA, tujuannya untuk melestarikan musik patrol, “Kalau tidak mulai dari
kecil, dikhawatirkan musik kebanggaan orang Jember ini akan tergerus budaya
baru”. Katanya
Agar dapat terus dilestarikan, Cak Mul biasa Mulyanto
ini dipanggil berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember, musik ini dijadikan
Scol, di sekolah-sekolah. Sebagai pelajaran ektra kurikuler “Kalau tidak, tidak
akan kan lestari musik patrol ini”, Katanya.
Seharus nya pemkab Jember juga harus memfasilitasi
kerjasama dengan hotel-hotel dan tempat hiburan lainnya. Namun kenyataannya
Pemkab hingga saat ini tidak peduli, “Bahkan setiap ada kegiatan dan lomba ke
luar kota kita memakai biaya sendiri” keluhnya.
Salah satu pengguna kulliner yang peduli terhadap
kesenian musik daerah, adalah Tamara Resto, bahkan pemilik media Pena Nusantara
ini akan menjadikan restonya sebagai tongkrongan para seniman dan pegiat musik
patrrol.
“Alhamdullihah Tamare Resto ini cukup peduli, kita
diundang, bahkan tempat ini akan dijadikan tongkrongan para seniman dan pegiat
musik patrrol. Mudah-mudahan hal ini akan ditiru oleh pemilih resto maupun
hotel yang ada di kabupaten Jember”. Pungkasnya.
Sementara Pemilik Resto, Rahardjo membenarkan pernyataan tersebut.
Menurutnya kesenian tradisional harus dilestarikan, Bukan hanya patrol,
kesenian lain di Jember akan kita tampilkan, untuk musik Patrol rencananya akan
kita tampilkan setiap hari senin” Terangnya. (Eros)