
Pada pelatihan yang diikuti sebanyak 734 modin dari 25 kecamatan se
Kabupaten Banyuwangi provinsi Jawa Timur Rabu (8/2) di Gedung Wanita ini, mereka akan mendapatkan pengetahuan pengurusan
jenazah baik dari aspek keagamaan maupun kesehatan.
Staf Ahli Hukum,
Pemerintahan dan Pembangunan Heru Santoso mengatakan, pelatihan mengurus
jenazah menjadi salah satu perhatian pemkab Banyuwangi karena dalam agam Islam
kegiatan ini hukumnya Fardu Kifayah atau wajib dilakukan.
“Sesuatu yang wajib itu
berarti harus dilaksanakan, namun tidak semua orang memiliki pengetahuan yang kemampuan untuk
mengurus jenazah. Maka pelatihan ini menjadi penting untuk digelar,” kata Heru
yang mewakili Wakil Bupati Yusuf Widyatmoko saat membuka kegiatan tersebut.
Heru melanjutkan pelatihan mengurus jenazah ini juga diharapkan
menjadi cara untuk melakukan kaderisasi
modin-modin yang trampil dibidang ini. Karena saat ini jumlah modin pengurus
jenazah masih terbatas.
“Semakin banyak yang terampil dalam mengurus jenazah maka
meringankan kerja modin-modin kita yang rata-rata sekarang ini sudah senior.
Juga ada penggantinya apabila modin yang bertugas mengurusi jenazah tidak ada
ditempat,” ujarnya.
Menurut Kepala Kesejahteraan Masyarakat M. Luqman, Pelatihan
tersebut dilaksanakan pada tiga tahap, yakni hari ini (7/2), besok (8/2) dan
pada tanggal 13 mendatang di wilayah selatan tepatnya di Kecamatan Jajag. Hari
ini pelatihan ini diikuti oleh 8 kecamatan diantaranya, Banyuwangi, Giri,
Glagah dan Licin.
“Kami laksanakan bertahap agar pesertanya tidak terlalu banyak dan
penyampaian materi bisa berjalan dengan maksimal,” kata Luqman.
Materi yang diberikan, kata Luqman melingkupi dua aspek yakni
aspek keagamaan dan kesehatan. Pemateri yang diundang pun dari dua instsitusi
yakni dari kantor kementrian agama dan dinas kesehatan.
“Kami ingin para modin ini tidak hanya mendapatkan materi tentang
rukun-rukun dan tata cara mengurus jenazah tapi juga bagaimana penanganannya
kalau ada jenazah dengan kondisi kesehatan tertentu, bagaimana cara
penanganannya yang tepat. Misalnya saja untuk jenazah yang sebelumnya menderita
penyakit AIDS,” ujarnya.
Salah satu peserta pelatihan tersebut dalah pelatihan Ahmad Toyib
(45). Pria ini sudah menjadi modin sejak tahun 2001 di wilayah kelurahan
Karangrejo, Kecamatan Banyuwangi. Ahmad menjadi modin bagi pernikahan juga
mengurus jenazah. “Alhamdulillah ada pelatihan ini, bisa menambah pengetahuan
terutama yang terkait kesehatan,” kata Ahmad.
Ahmad mengatakan, jumlah modin masih terbatas. Di wilayah
Kelurahan Karangrejo satu modin, satu rukun warga (RW). Apabila berhalangan, maka
modin dari RW lain yang menggantikan tugasnya. “Saya berharap dengan adanya
pelatihan ini semakin banyak muncul modin pengurusan jenazah. Insyaallah saya
juga termotivasi untuk melakukan kaderisasi diwilayah saya,” katanya. (hms/him)