
Situbondo,
MAJALAH-GEMPUR.Com.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Pemerintah Kabupaten
(Pemkab) Situbondo, Jawa Timur , H Lutfi joko Prihatin SH M.Hum mengaku
kesulitan untuk merehabilitas para Anjal dan Gepeng.
Untuk rehabilitasi sosial anak jalanan (anjal)
dan gelandangan dan pengemis (gepeng) terkendala belum memiliki
penampungan (Shelter), pasalnya sebelum dikirim ke balai pelatihan provinsi
Jawa Timur Anjal dan Gepeng yang
terjaring razia harus di tampung terlebih duli di dinas Sosial.
Anggaran yang minim merupakan hambatan, kalau hanya didata dan dikembalikan
ke asal mereka dimungkinkan akan kembali lagi ke jalanan. “Kita mempunyai anggaran yang sangat minim,
di samping itu Dinsos Situbondo belum mempuyai Shelter untuk mereka” kata Lutfi.
Menurutnya, tahun 2018 sudah mengusulkan pembangunan Shelter dengan plafon sebesar Rp
75 juta. Pemkab masih melakukan kajian “Dalam satu tahun kita hanya bisa sidak
Gepeng 8 kali, Karena harus menyesuaikan dengan plafon anggaran Rp 75 juta
rupiah,” ujar mantan Kadsihub Situbondo ini.
Untuk yang menginginkan pelatihan akan didata
terlebih dahulu dan jika sudah ada panggilan dari provinsi maka akan dihubungi
kembali. “Dengan anggaran yang terbatas, kita berusaha semaksimal mungkin, agar
dapat memberikan sebuah pelaksanaan kegiatan Dinsos dengan baik”. Jelasnya.