
Pasalnya pengepungan Cagar
Budaya yang merupakan salah-satu simbul keajaiban dunia di Indonesia itu, bukan
Solidaritas yang tepat. Hal itu dikhawatirkan malah akan menimbulkan pergesekan
antar umat beragama di Indonesia yang selama ini sudah terjalin dengan baik.
Hadir dalam Deklarasi itu Ketua
MUI, Abdul Halim Subhar, Abdulah Samsul Arifin (Ketua NU), Kusno (Muhammadiyah), Abdul Mu'is (FKUB), FAX Yiddi Purwa
M (Gereja Santo Yusup), I Wayan Wisata Admaja, (PHDI), dan Ketua Cabang
Agama Buddha Jeraweda. Zaenal Aure Dharma.
Menurut
Ketua Nahdlatul Ulama (PCNU) Jember, Abdulah Samsul Arifin. rencana mengepung
candi Borobudur sebagai bentuk protes atas pembantaian muslim di Rohingya,
Myannar adalah saluran keprihatinan yang tidak tepat. Karna berpotensi anarkis
yang dapat merusak cagar budaya yang dimiliki bangsa Indonesia.
“Kekerasan
oleh warga Budha Myanmar, tidak bisa digeneralisasikan dengan membenci seluruh
umat budha lainnya. Selain itu, konflik yang terjadi tidak bisa dilihat murni
sebagai persoalan agama. Karna tidak menutup kemungkinan ada motif lain, bisa
motif ekonomi, kekuasaan bahkan perebutan pengaruh”.
Jelasnya.
Bentuk
solidaritas dengan melakukan aksi kekerasan terhadap umat budha di Indonesia tidak
tepat, karna umat Budha di Indonesia tidak tahu menahu dan tidak harus harus
bertanggung jawab dengan yang dilakukan umat Budha di Myanmar. Untuk
itu umat islam, harus dapat bersikap lebih arif dan bijak.
Upaya diplomasi, pemberian bantuan, dan rehabilitasi pemerintah
Indonesia sudah cukup sebagai saluran aspirasi solidaritas. “Jangan
langsung menilai masalah tersebut murni persoalan agama, tetapi harus
dilihat yang melatar belakangi agar tidak salah bertindak” Harap Gus Aab.
Ketua Pengurus Cabang
Majelis Agama Budha Terawadha Jember, Djaenal Aura Dhama, menyampaikan
apresiasinya terhadap upaya yang sudah dilakukan pemerintah untuk menghindari
pergesekan antar agama dan kelompok, seperti dengan mempertemukan seluruh
pimpinan umat beragama yang diinisiasi Kapolres Jember. Ia berharap
upaya ini bisa dicontoh daerah lain untuk menjaga persatuan dan kesatuan NKRI.
Sementara Kapolres Jember AKBP
Kusworo Wibowo, menegaskan mulai hari ini akan melakukan pengamanan tempat
ibadah umat Budha di Jember, “hal ini kami lakukan semata-mata untuk
menciptakan suasana dan melakukan pencegahan dini terhadap hal-hal yang tidak
diinginkan”, Jelasnya Jumat, (8/9).
“Kami bersyukur tokoh lintas
agama bisa menjamin tidak ada pengerahan massa aksi di Borobudur, namun kami
tetap melakukan pengamanan di tiga tempat ibadah umat Budha di Jember, beberapa
personil kami siagakan untuk pencegahan agar Jember tetap kondusif,” pungkasnya.
(edw)