Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com. Ratusan Mahasiswa yang tergabung dalam
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jember gelar aksi tuntut Bupati
Jember mencabut Ijin Tambang udang.
Namun mereka tampak kecewa, lantaran Bupati, dr Faida,
MMR tidak bisa menemui untuk menerima aspirasinya “Mohon maaf Bupati dan para
pejabat sedang ada acara di Surabaya, semua keluhan akan saya sampaikan kepada
pimpinan” kata Kepala Bakesbangpol, Suprapto, saat menemuinya. (eros)
Keberadaannya diangap sangat
meresahkan warga, pasalnya kedatangannya bukan hanya mengintimidasi warga, lebih
dari itu PT Seafer Sumber Rejeki dan PT Kartika
Tambak tega merampas lahan yang telah menjadi ladang mata pencaharian warga
selama lebih dari 50 tahun.
Apalagi keberadaan Hak
guna Usaha (HGU) ditengarai tidak prosedural (bodong). “Untuk kami, petani
tanah berem Sumberejo dan PMII tidak akan mundur barang satu langkah. “kita
milih nandur, tidak memilih mundur”. Tegas koordinator aksi, Gandi, usai aksi di
Depan Pemkab Jember, Selasa (5/12/2017).
Pasalnya, lahan yang warga
gunakan untuk menghidupi anak dan istrinya selama puluhan tahun itu, kini telah
dinodai kesuciannya oleh sebuah persekongkolan, betapa tidak begitu mudahnya para
oknum, memberi izin, sehingga pemodal itu tega merampas lahan, atas nama Hak
Guna Usaha.
Apa yang dialami oleh 80
petani lebih di dusun Bregoh desa Sumberejo kecamatan Ambulu ini, menurutnya
menjadi bukti keganasannya. “Masyarakat miskin dan wong cilik selalu dijadikan
korban kerasnya kekuatan korporasi dalam menggerus kedaulatan sumber daya alam.
“Karena Kehadiran PT sejak
awal 2017, tidak saja hadir dengan material-material beton berat untuk
membangun segala infrastruktur megaproyek tambak udang impiannya, tetapi mereka
juga hadir dengan teror ketakutan yang menyebabkan keresahan yang masif pada
masyarakat Sumberejo”, lanjutnya.
Untuk itu, bersekongkolnya
kekuatan korporasi dan oligarki negara harus dilawan dengan bersatunya kekuatan
masyarakat mustad’afin bersama kekuatan mahasiswa dimana keduanya adalah
lokomotif nyata perubahan untuk mewujudkan kehidupan sosial yang lebih baik.
Bersatunya petani
sumberejo dan PMII adalah sebuah upaya untuk menyadarkan seluruh panji-panji
dibawah ketiak penghisapan untuk secara tegas menyatakan bahwa cita-cita rezim
untuk mewujudkan indonesia sebagai lumbung pangan Asia bahkan dunia di masa
depan adalah mimpi di siang bolong.
“Jika tanah dan lahan yang
menjadi prasyarat awal berjalannya kegiatan bercocok tanam telah dirampas
secara berjamaah dan secara brutal maka pemerintah benar-benar sedang
menampilkan drama kebohongan kolosal yang telanjang”, keluhnya.
Untuk itu mereka mendesak,
pengelola tambak, keluar dari tanah berem, hentikan intimidasi juga ancaman
kekerasan terhadap masyarakat dan aktivis PMII dan Pertegas keberpihakan negara
terhadap petani serta mendesak Pemkab Jember
turun langsung menuntaskan konflik tanah berem sumberejo.