Jakarta, MAJALAH-GEMPUR.Com. Kemensos fokus memobilisasi Dapur Umum
Lapangan (Dumlap) dan tempat perlindungan sementara (shelter) untuk para korban
gempa - tsunami Palu dan Donggala, Sulawesi.
Dirjen Harry Hikmat merinci kini Kemensos telah
mengerahkan 779 personel Tagana dari Sulteng, Gorontalo, Sulsel. Jumlah
sementara Tagana dari luar Sulteng 139 orang dan akan bertambah dari Jatim dan
DKI. "Tagana PKH dan Pendamping di
daerah sekitar juga sudah digerakkan,"
pungkasnya. (hms Kemensos/eros).
“Kami telah
memberangkatkan 6 Dapur Umum Lapangan di Gorontalo, Sulawesi Barat dan Sulawesi
Selatan dan akan ditambah lagi menyesuaikan kebutuhan di lapangan,” Demikian
dijelaska Menteri Sosial (Mensos) Agus Gumiwang Kartasasmita saat di Palu,
Minggu, (30/9/2018).
Menrutunya satu unit dapur
umum dapat memasak 2.000 nasi bungkus. Dalam sehari hingga tiga kali memasak.
Hal ini artinya dalam satu hari satu dapur umum menghasilkan 6 ribu nasi
bungkus. “Jika ada 6 dumlap, harapannya
bisa melayani hingga 36 ribu nasi bungkus per hari,” katanya.
Tim Kemensos bersama
Tagana Gorontalo telah tiba di Palu. Tugas tim ini adalah untuk melakukan
pemetaan titik dapur umum dan pendirian shelter, berkoordinasi dengan Dinas
Sosial setempat, BNPB dan berbagai lembaga pegiat kemanusiaan yang tergabung
dalan Klaster Nasional Pengungsian dan Perlindungan.
Kemensos, juga menyiapkan
3.000 sembako yang dibeli di Makassar.“Membangun tenda serbaguna untuk RS
darurat, membagikan velbed pasien di halaman RS, dapur umum di depan rumah Gubernur,
menetapkan Pusdalop Sosial di Kantor Dinsos Provinsi, Inshaa allah hari ini disiapkan
tenda serba guna untuk posko induk sosial,” tambahnya.
Upaya itu, , merupakan
tugas dan kewajiban Kemensos dalam masa tanggap darurat bencana. Yakni mencakup
aktivasi Sistem Penanggulangan Bencana Bidang Perlindungan Sosial, Pengerahan
SDM Tagana dan relawan sosial, aktivasi Kampung Siaga Bencana (KSB) dan SDM
yang ada dalam lingkup Kemensos.
Seperti Tenaga
Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Sakti Peksos, dan Pendamping Program
Keluarga Harapan (PKH). “Serta pemberian
bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dan pelayanan sosial lainnya, advokasi dan
layanan dukungan psikososial,” tambah Menteri.
Sementara itu Menteri
Sosial tampak menggendong balita berjenis kelamin laki-laki saat berada di
Mapolda Sulteng. Balita tersebut ditemukan di dalam parit dalam kondisi
luka-luka pada kaki dan wajah. “Kedua
orang tuanya belum ditemukan,” ujar Menteri sambil mendekap balita di dadanya.
Anak itu tampak memejamkan
mata sambil mengalungkan tangannya di leher dan pundak sang Menteri. Menurut
Agus, anak-anak adalah satu dari empat kelompok rentan yang harus mendapatkan
perlindungan sesaat setelah terjadinya bencana. Tiga lainnya adalah perempuan
hamil, penyandang disabilitas, dan lansia.
Menteri Agus bertolak
menuju Palu pada Sabtu pagi (29/9) dari Bandara Halim Perdana Kusumah Jakarta
bersama Menko Polhukam, Menkominfo, Menhub dan Panglima TNI menggunakan Pesawat
Boeing milik TNI AU A-7308. Turut mendampingi Menteri Sosial adalah Direktur
Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat.
Tiba di Palu, rombongan
menuju ke Mapolda Sulawesi Tengah dan menggelar rapat koordinasi awal dengan
Kapolda Sulawesi Tengah beserta jajaran. Dilanjutkan dengan rapat koordinasi
bersama Gubernur Sulawesi Tengah, Menteri Dalam Negeri dan BNPBD Sulawesi
Tengah yang digelar di tenda.
Mensos kemudian kembali ke
bandara dan melakukan observasi via helikopter bersama rombongan. Hari Minggu,
Mensos kembali ke Palu untuk terus memantau perkembangan penanganan bencana.
Mensos didampingi Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian
Sosial Harry Hikmat.