
Pasalnya tantangan kebangsaan
kedepan semakin kompleks. Demikian kata Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Syafruddin, dihadapan Irwasum Polri Komjen
Putut Bayu Seno, Kalemdiklat Polri Komjen Unggung Cahyono, Kadiv Humas Polri
Irjen Setyo Wasisto, dan para Perwira Tinggi Polri saat Seminar Sespimti Polri,
di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta, Senin (15/10/2018)
Menurutnya mempersiapkan regenerasi
kepemimpinan dari yang tua kepada yang muda, bukanlah suatu hal yang mudah, pasalnya
Kualitas Suber Daya Manusia (SDM) ditentukan sejak proses rekrutmen. “Rekrutmen
sebagai bagian awal dalam manajemen SDM pada lingkup internal, “ imbuhnya.
SDM merupakan sumber daya
terpenting bagi sebuah bangsa yang menjadi garda terdepan dalam proses
perjuangan, pembaruan, dan pembangunan bangsa. “Poin utamanya, mempersiapkan
generasi muda untuk menggantikan generasi tua, yakni generasi yang adaptif dan
siap menghadapi tantangan tugas di masa mendatang,” ujarnya
Bukan hanya di lingkungan
ASN, tetapi generasi kepemimpinan di tubuh Polri juga harus siap menghadapi
tantangan kebangsaan. Hal itu mengingat dinamika yang berkelanjutan tidak akan
pernah berhenti, sehingga menuntut Polri untuk tetap konsisten hadir memberikan
keamanan bagi masyarakat.
Dijelaskan, instansi
pemerintah saat ini dipimpin oleh generasi Baby Boomer yang lahir pada tahun
1946-1964, dan generasi X yang lahir sekitar pada 1965-1980. “Nantinya, tongkat
kepemimpinan akan diestafetkan kepada generasi Y yang lahir sekitar tahun
1981-1993,” imbuh Syafruddin.
Mantan Wakapolri ini
berharap kepada generasi penerus Polri yang nantinya menjadi pemimpin bangsa
dapat menjalankan democratic policing secara konsisten dan berkesinambungan,
dari level atas hingga jajaran pelaksana tugas di lapangan melalui
langkah-langkah transformasi ke dalam maupun ke luar institusi.
“Bangunlah kemampuan
generasi bangsa yang tangguh, menjawab tantangan dan dinamika kebangsaan, Bangun
sinergi kemitraan yang kuat dengan seluruh kementerian/lembaga dan masyarakat
untuk memperpanjang dan memperluas jangkauan pelayanan keamanan, dan prefesionalisme,”
tegasnya.
Seperti diketahui, tahun
ini pemerintah telah mengumumkan peerimaan CPNS untuk 238.015 formasi, yang
terdiri atas 51.271 formasi di instansi Pemerintah Pusat (76 K/L) dan 186.744 formasi untuk instansi
Pemerintah Daerah (525 Pemda). Banyaknya
formasi yang dibuka ini, difokuskan pada tenaga kependidikan, kesehatan, serta
tenaga teknis yang sesuai dengan kebutuhan.
Menteri menambahkan,
sebagai bentuk komitmen untuk menyelenggarakan rekrutmen CPNS yang bersih,
beberapa waktu lalu Kementerian PANRB menandatangani nota kesepahaman dengan
Badan Kepegawaian Negara, Kemendikbud, dan Polri. Ia juga mengapresiasi
rekrutmen Polri yang tidak menimbulkan gejolak di masyarakat. "Untuk itu
saya akan adopsi sistem rekrutmen Polri," ucapnya.
Dikatakan, rekrutmen yang
bersih akan menghasilkan kader bangsa yang siap menghadapi tantangan global.
Tak hanya itu, di era digital ini, para abdi negara juga harus bisa memberikan
pelayanan yang cepat kepada masyarakat. Dengan Sistem Pemerintahan Berbasis
Elektronik (SPBE) atau e-government, pelayanan publik diharapkan dapat lebih
efisien dan tidak berbelit. "Pelayanan sekarang butuh cepat,"
tegasnya.
Menteri juga menyampaikan
apresiasinya kepada jajaran Polri yang semakin banyak meningkatkan pelayanannya,
terlihat dari capaian Zona Integritas, pembentukan mal pelayanan publik, memperlihatkan
peran Polri, serta penghargaan Top 99 Inovasi Pelayanan Publik 2018. (don/hms Panrb/eros).