Jember, MAJALAH-GEMPUR.Com.
Keberadaan Insan Pers haruslah dapat mengedukasi masyarakat, dengan menampilkan
pemberitaan menyejukkan melalui narasi bahasa yang bisa membangun optimisme.
Pasalnya pers memiliki peranan sentral guna menjaga NKRI.
Demikian disampaikan Dandim 0824/Jember Letkol Inf La Ode M Nurdin saat diskusi
"Jogo Apike Jember", yang digelar FWLM Jember di Cafe Tipis-tipis Jl
Danau Toba No. 8 B Sumbersari, Jumat (11/10/2019) malam.
Menurut Laode, sebagai arus utama, keberadaan pers berimplikasi di
masyarakat. "Mari bangun bangsa dan negara ini dengan menyuguhkan
informasi positif. Tidak ikut serta memperkeruh dalam situasi dan kondisi
sosial politik saat ini yang masih hangat”, jelasnya.
Apalagi jelang momen-momen pelantikan Presiden dan Pilkada Jember. Perbedaan
politik katanya. itu hal lumrah, karenanya, tidak ada alasan untuk tidak
menjalin hubungan baik dalam satu bingkai kebhinekaan. Kalaupun ada konflik,
bisa diselesaikan secara baik. Sehingga,
diperlukan membangun hubungan kemitraan yang baik dan harus terus berjalan.
"Kalau memang kita merasa cinta terhadap tanah air ini tentunya
dengan berdialog, tentunya dengan cara-cara yang damai. Jangan ada rasa saling
menjatuhkan, kita harus saling menghormati dan menghargai perbedaan
masing-masing. Berikanlah tempat pada koridor hukum, sambil kita mempererat
tali silaturahmi. Itu salah satu tindakan yang logis," tandasnya.
Hal senada disampaikan Ketua Forum Wartawan Lintas Media (FWLM) Jember,
Ihya Ulumuddin. Menurut Udik, biasa pria ini disapa, sebagai pilar ke empat, peran
pers sangat fital, sehingga disamping berfungsi sosial kontrol juga harus mendidik
dan dapat dipertanggungjawabkan.
"Itulah sebabnya pers menjadi salah satu tolok ukur kualitas
demokrasi di sebuah negara. Jangan terbalik malah akan mengancam demokrasi, untuk
itu jangan sekali-kali menyuguhkan informasi bohong atau hoax menimbulkan
dampak keresahan di masyarakat. Ini yang salah," tegasnya.
Namun demikian pers harus tetap menjadi penyeimbang. Menjalankan tugas
sesuai prinsip-prinsip jurnalisme. “Memang, kita tidak bisa kita itu mencapai
suatu kebenaran yang mutlak. Namun paling tidak, produk yang kita publikasikan bisa
berdampak positif." harapnya. (eros).