
Kesebelas kabupaten/kota tersebut meliputi Kota Surabaya,
Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Gresik, Pamekasan, Jombang, Malang, Sidoarjo,
Situbondo, Bojonegoro, Pasuruan, Tuban, Lamongan, Kota mojokerto, Kota batu,
Kediri, dan Mojokerto. Sedangkan, lima
Kabupaten/Kota yakni Trenggalek, Kota Pasuruan, Ponorogo, Lumajang, dan Kota.
Sementara itu, 22 Kabupaten/Kota lainnya berstatus zona
orange atau resiko sedang yaitu Sampang
Kota probolinggo, Bondowoso, Madiun Blitar, Jember,
Probolinggo, Nganjuk, Bangkalan, Sumenep, Tulungagung, Banyuwangi, Magetan,
Ngawi, Kota kediri, Kota malang, Pacitan, Kota madiun.
"Zonasi ini sesuai dengan indikator dari Gugus Tugas
Pusat berdasarkan risiko tinggi, sedang dan rendah serta area tidak
terdampak," ungkap Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Gedung
Negara Grahadi, Surabaya, Rabu (10/6/2020).
Khofifah menerangkan, sesuai dengan 10 indikator yang
ditetapkan Gugus Tugas Pusat dan BNPB, Resiko Kenaikan Kasus Covid-19 terbagi
menjadi empat. Zona merah (Resiko Tinggi), zona orange (Resiko
Sedang), zona kuning (Resiko Rendah) dan zona hijau (Tidak
Terdampak).
Jatim sendiri, kata Khofifah, selama dua pekan terakhir
mengalami penurunan kasus konfirmasi positif Covid-19 . Ada kenaikan di
beberapa daerah sebaliknya juga ada penurunan bahkan tidak ada penambahan kasus
tujuh hari berturut- turut sehingga statusnya menjadi kuning atau resiko
rendah.
Pun dengan jumlah pasien dalam pengawasan (PDP), orang
dalam pemantauan (ODP) dan angka kematian yang terkontrol. “Sementara untuk angka
kesembuhan secara prosentatif terus mengalami peningkatan”, jelasnya.
Kapasitas rumah sakit rujukan di beberapa daerah pun relatif mencukupi
bahkan di beberapa daerah seperti Magetan, Madiun dan Ngawi jumlah bed yang
tersedia masih lebih. Tetapi sebaliknya
ada beberapa daerah seperti Surabaya dan Sidoarjo jumlah bednya masih belum mencukupi.
“InsyaAllah dalam
seminggu ke depan jika kedisiplinan meningkat kurva di Jatim bisa semakin
melandai bahkan menurun dan seluruh kabupaten/kota di Jatim bisa segera masuk
dalam tatanan hidup normal baru (new normal)," ujarnya.
Namun jangan lengah dan tetap waspada, khawatir akan jadi
gelombang kedua penularan Covid-19. “Tetap waspada, disiplin, jaga jarak, pakai
masker, cuci tangan pakai sabun, dan terapkan pola hidup bersih dan sehat.
Patuhi protokol kesehatan demi kebaikan bersama," harapnya. (hms).