Pasang surut konflik saling klaim hak pengelolaan atas Tanah tidak kunjung reda, untuk itu, dalam menyelesaikan konflik agraria ini, harus mempertimbangkan riwayat Hak Guna Usaha (HGU) yang dimiliki perusahaan dan riwayat penguasaan fisik yang dimiliki masyarakat.
Ada kemungkinan bahwa tanah tersebut bisa menjadi tanah kolektif yang nantinya akan bisa dikelola bersama antara PT. Bumi sari dan masyarakat. Begitu menurut pandangan Surya Tjandra Wakil menteri agraria dan tata ruang.
Problem utama menurut JAM KESRA saat ini ialah provokasi sejumlah pihak yang acap kali mendorong warga untuk melakukan pengrusakan tanaman yang kemudian mengakibatkan proses rekonsiliasi antara PT. Bumi sari dan masyarakat menjadi kian rumit
"Seandainya tidak ada yang mendorong warga melakukan hal tersebut. Bukankah Pihak perusahaan akan dengan senang hati menjalin kerjasama strategis dengan masyarakat setempat" ucap Andre Kurniawan selaku Koordinator JAM KESRA kepada awak media
Andre Juga menambahkan Bahwa ke depan aliansi Mahasiswa JAM KESRA akan melakukan advokasi lapangan agar tidak ada lagi pengrusakan, penjarahan, dan penebangan pohon sewenang-wenang oleh Warga dengan Provokasi LSM
"Bayangkan berapa miliar kerugian yang dialami PT. Bumi sari dan berapa jumlah kerusakan ekologi yang kita tanggung, kami yakin antara perusahaan dan masyarakat dapat menjalin kerja sama strategis yang saling menguntungkan kedua belah pihak," pungkasnya. (*)
